Jumat, 08 Agustus 2014

#CatatanHalbar 8 : Air Berisik


"Air berisik"
dok. Ardian

Ketika keluar dari Telaga Rano, Budi bercerita tentang suatu tempat seperti mata air atau lubang yang bereaksi terhadap suara. Mereka bilang ketika berisik atau berterik di dekat tempat tersebut, maka air yang keluar dari lubang akan bergejolak semakin kencang. Tetapi ketika diam, gejolak air pun mereda. Aku sedikit bingung sekaligus penasaran dengan cerita Budi. Aku paksa mereka untuk mengantarku ke tempat itu hari ini. Untungnya mereka mau. Dengan mengendarai dua motor, Budi dan Kozin mau mengantar aku serta bang Irwandi ke “air berisik” (aku lupa nama tempat itu) yang mereka maksud.

Kata mereka tempatnya cukup jauh, sekitar 3 km dari rumah nyai, seorang wanita Sunda yang bersuami orang Ternate dan menetap di sini sejak lama. Seminggu ini kami tinggal di tempat nyai. Tadi pagi Budi dan Kozin datang dan mengajak kami ke “air berisik” itu. Setelah naik motor menuju ladang milik warga, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyeberang sungai, masuk ke kebun terong milik warga transmigran, kemudian berjalan menyusuri sungai hingga tiba di tempat itu. Tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 3 km, seperti kata mereka.

Letak “air berisik” itu berada di pinggir aliran sungai; ada aliran kecil yang mengalir dari perkebunan warga, kemudian pada bagian hilirnya terdapat semacam hole di mana “air berisik” itu berada. Jujur, aku cukup takjub waktu pertama kali melihatnya. Tempat ini dulunya bersih, namun sekarang ada banyak kayu melintang di atasnya. Warga di sini yang menaruhnya sejak ada seekor rusa masuk ke dalam lubang itu dan tenggelam. Mereka khawatir jika ada manusia yang masuk ke dalam lubang tersebut dan tidak bisa kembali lagi.

Menurut Budi, dulu sering orang-orang desa Trans melakukan percobaan dengan memasukkan bambu sepanjang kurang lebih 10 m ke dalam lubang tersebut. Hasilnya, bambu itu tidak pernah menyentuh dasar. Pernah juga mereka mengikat batu besar dengan tali panjang, tetapi juga tidak bisa tenggelam. Saat melakukan beragam eksperimen itulah, mereka menyadari adanya pengaruh suara terhadap gelombang yang keluar dari lubang itu. Ketika suara semakin ramai, gelombang yang keluar dari lubang itu semakin besar, begitu juga sebaliknya. Ketika mereka diam atau tidak ada suara, gelombang yang keluar pun melemah. Nama “air berisik” sebenarnya sebutanku saja, karena lupa dengan sebutan yang diberikan oleh warga Trans untuk tempat itu. Nanti deh, aku tanyakan dulu ke Budi atau Kozin.

Sewaktu ke tempat itu, kami juga melakukan eksperimen yang sama untuk membuktikan kebenaran tempat itu. Bang Irwandi berteriak kencang untuk melihat reaksi gelombang yang keluar. Sesekali kami juga berdiam diri tanpa suara dalam beberapa menit untuk melihat perbedaannya. Ternyata gelombang yang keluar dari lubang itu tidak berbeda ketika suara ramai ataupun sepi/ tidak ada suara. Jadi, kami menyimpulkan kalau besar kecilnya gelombang yang keluar dari lubang itu tidak ada berpengaruh terhadap besar kecilnya suara yang ada di sekitar tempat tersebut.

Budi dan bang Irwandi melakukan eksperimen dengan
melemparkan batu besar ke dalam lubang
dok. Ardian
Eksperimen lain kami lanjutkan untuk mengukur kedalaman tempat itu. Kozin mengambil akar panjang yang banyak menggelantung di pohon untuk dijadikan tali. Kemudian pada bagian ujungnya diikatkan sebuah batu seukuran kepala. Bang Irwandi melempar batu itu ke dalam lubang. Namun anehnya batu itu tidak tenggelam; maksudnya batu itu seperti terombang-ambing di tengah-tengah, sekitar 2 atau 3 meter dari permukaan. Kemudian aku mencoba dari sisi yang lain. Ternyata kejadiannya tetap sama. Hanya 2 atau 3 meter saja panjang tali yang tenggelam, dan batu terasa seperti terombang-ambing. Tentunya berbeda sekali dengan cerita Budi kalau dulu pernah ada yang memasukkan bambu sepanjang kurang lebih 10 meter dan tidak sampai ke dasar. Aku tidak menyalahkan cerita itu, tetapi mungkin ada yang salah dengan keadaan di dalam lubang itu. Batu yang kami lemparkan ke dalam lubang itu seperti terdorong kembali ke permukaan. Kami menyimpulkan bahwa kemungkinan ada mata air atau sungai bawah tanah di bawah lubang tersebut. Sementara baru itu kesimpulan awalnya. Mungkin jika ada yang ingin meneliti hingga lebih detail, baru kebenaran bisa terungkap.


Kalian pasti heran seperti apa sih “air berisik” atau sungai bawah tanah itu? Ini aku kasih foto dan rekaman videonya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman