Rabu, 06 Agustus 2014

#CatatanHalbar 5 : “Foto Dong Pak, Buat Laporan”


Tidak ada yang sia-sia dari apa yang telah diciptakan Allah. Semua ciptaan-Nya memiliki fungsi yang bertujuan untuk melengkapi satu sama lain. Jangan pernah merendahkan sesuatu itu dan menganggapnya tidak penting. Hargai dan yakinlah bahwa ia (mereka) ada di dunia ini untuk suatu tujuan; mungkin kita yang tidak tau apa tujuan tersebut.

Aku memahami hal itu dari peristiwa yang aku alami beberapa hari ini. Ada semacam bisul di pergelangan jari kelingkingku. Sudah lebih dari seminggu jari kelingkingku bengkak, dan terus membengkak. Awalnya aku kira semacam trauma tulang atau persendian karena mulainya ada bekas kapalan dan berair. Aku biarkan saja dengan harapan ia akan sembuh sendirinya dalam beberapa hari. Setelah seminggu, tanganku semakin membengkak dan menampakkan warna kuning seperti ada nanah di bagian dalam kulit. Aku mencoba menusuknya dengan jarum, tetapi tidak kena, hanya darah yang keluar.

Aku menceritakan apa yang terjadi dengan tanganku itu kepada orangtuaku, kukatakan pada mereka bahwa tanganku bengkak tiba-tiba tanpa sebab. Mereka menyarankan beberapa ramuan untuk menyembuhkan, mulai dari merendamnya dengan air hangat, hingga mengolesnya dengan air ludah ketika bangun tidur. Kemudian kukatakan pada mereka bahwa mungkin ada bisul di tanganku. Mereka memberi saran agar mencari kemiri, kemudian dibakar dan digosokkan hingga keluar airnya. Air tersebut dibubuhkan ke atas permukaan kulit yang terlihat bernanah. Ketika hal itu ingin kulakukan, aku tidak mendapatkan kemiri di sini. Setelah mencari ke warung-warung, ternyata warga sini tidak menggunakan kemiri sebagai bahan masakan.
Aku tidak mendapatkan bahan yang aku perlukan, sementara tanganku semakin membengkak dan mulai terasa berdenyut linu. Untuk sementara aku meminum asam mefenamat untuk meringankan rasa sakit. Namun, hanya bertahan beberapa bebarapa jam saja. Tanganku terasa sangat berdenyut, hingga terceletuk ingin memotong tangan ini karena rasa sakit yang tidak tertahankan. Aku yakin dalam dua hari nanah tersebut akan keluar dengan sendirinya. Tetapi aku tidak bisa terus-terusan menahan ndenyut yang membuatku tidak bisa tidur.

Akhirnya aku dibawa ke mantri desa terdekat dan dilakukan penanganan secepatnya. Mantri tersebut mengatakan bahwa bisul tersebut diakibatkan alergi terhadap salah satu makanan, mungkin ikan yang tidak segar. Ya, memang semenjak tiba di sini hampir setiap hari menu utamanya adalah ikan. Aku curiga ikan yang tidak segar itu dari nasi bungkus yang kami pesan pada masa awal kami tiba di sini.

proses operasi yang berjalan agak 'menyeramkan'
dok. Irwandi
Malam hari aku ke tempat mantri tersebut, kemudian ‘dioperasi’. Agak menyeramkan sebenarnya proses oprasi tersebut. Mantri itu tidak mempunyai pisau bedah, hanya menggunakan gunting bedah. Setelah dibius di dua titik, tanganku dibedah dan dikeluarkan nanah yang menjadi sumber infeksinya. Awalnya hanya keluar darah hitam kental. Kemudian dia mengorek dengan menggunakan penjepit yang diberi kasa. Setelah dirasa cukup, ia memencet tanganku untuk mengeluarkan nanah yang tersembunyi di kulit dalam. Setelah beberapa saat menahan sakit – sebenarnya gatal – nanah kental keluar cukup banyak. di sela-sela proses tersebut, si mantri minta temanku untuk memotrit nanah yang keluar itu difoto sebagai laporan ke atasan tim kami. Kebetulan dia petugas kesehatan yang diminta untuk piket di tim kami.
Setelah dirasa cukup, proses ‘oprasi’ selesai dan lukaku ditutup dengan perban. Aku legah sekarang. Rasa ndenyut tidak lagi terlalu terasa. Mungkin efek obat pereda rasa sakit atau efek bius yang masih tersisa, yang jelas rasanya lebih nyaman dari sebelumnya. Aku juga bisa tidur cukup tenang malam harinya.

Selama tanganku bengkak, Bang Irwandi pernah cerita tentang temannya yang jatuh dan mendapat luka dalam di bagian lututnya. Temannya tidak langsung memberi penanganan medis terhadap lukanya. Setelah beberapa lama, dari paha hingga kakinya membengkak. Ketika dilaporkan ke medis, bekas luka dilututnya telah menginfeksi dan menyebar ke seluruh kakinya. Dokter kemudian mengambil tindakan penanganan dengan menyedot nanah di kakinya. Cukup banyak nanah yang harus tersedot karena infeksi telah menyebar cukup luas di kakinya hingga akhirnya kaki mengecil. Tetapi lukanya belum juga sembuh. Untuk mencegah penyebaran yang semakin meluas, dokter menyarankan untuk mengamputasi kakinya tersebut. Mau tidak mau ia harus melakukannya.
Darah dan nanah yang keluar dari bisul
dok. Irwandi

Teman bang Irwandi itu adalah tentara, kehilangan satu kaki membuatnya kehilangan kepercayaan diri hingga akhirnya ia mengakhiri hidupnya sendiri.

Entah kenapa aku termakan cerita tersebut. Aku membayangkan bagaimana jika jari kelingkingku ini diamputasi? Mungkin tidak terlalu berpengaruh bagi hidupku, hanya jari kelingking, pikirku. Masih ada empat jari lainnya yang bisa menggantikan peran jari kelingking. Namun, akhirnya aku sadar bahwa peran jari kelingking sangat berarti buatku, ia tidak bisa digantikan dengan apapun. Banyak kegiatan sehari-hari yang aku lakukan membutuhkan jari kelingking ini. Ketika memegang sesuatu, jari keingking berperan sebagai pengunci bagian pangkal agar benda yang dipegang tersebut kokoh dan tidak goyang. Kadang ia juga berperan sebagai kendali ketika kita memegang suatu benda yang membutuhkan genggaman yang fleksibel seperti ketika menggosok gigi. Dan lain sebagainya.



Intinya, kita tidak bisa menganggap remeh keberadaan suatu makhluk di dunia ini dan menganggap keberadaannya tidak berguna sama sekali. Kita saja yang belum tau apa fungsinya. Nyamuk saja yang sering kita anggap hama pengganggu dan penyebar penyakit pasti punya fungsi lain yang bernilai positif. Banyak hal yang kita tidak tau dari dunia ini dan makhluknya. Bersyukurlah dengan pemahaman yang kita dapat, bersyukurlah atas apa yang kita miliki dalam kehidupan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman