sumber |
Pulang. Apa
yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar kata itu? Bagiku, pulang
berarti saat ketika segala kenangan tentang suatu masa yang telah terlewati
kembali hadir dalam benak. Ketika termenung dengan tatapan kosong dengan posisi
tertunduk, bersandar, atau rebahan, satu persatu kenangan akan membawamu dalam
beberapa waktu ke masa lampau. Masa yang dibawa itu mungkin suatu masa ketika
ada penyesalan yang menyesak, atau ucapan maaf yang masih tergantung, dan
mungkin juga ungkapan-ungkapan yang masih belum sempat terucap.
Lusa aku
pulang. Ada sesuatu yang ‘mengharuskan’ untuk pulang. Bukan penyesalan masa
lalu, bukan pula ucapan maaf yang tergantung atau ungkapan lain yang belum
tersampaikan. Hanya suatu dorongan yang entah bagaimana datangnya, seperti apa
wujudnya mendorongku untuk pulang. Aku harus pulang kali ini. Entah apa yang
mengharuskan, tetapi aku harus pulang kali ini.
Beberapa
hari ini ada hal-hal yang sedikit menganggu pikiranku, semacam ada beban
pikiran atau semacamnya, aku tidak tau pastinya. Juga emosi yang meledak-ledak
tak terkendali. Itu semua membuat hal-hal yang sebenarnya biasa saja menjadi
masalah.
Juga ibu
yang sedang sakit di rumah. Tidak enak hati rasanya jika tidak mendampingi
beliau di rumah walaupun sudah membaik keadaan beliau. Saat wisuda kemarin juga
sudah sempat datang ke Jogja, meskipun akhirnya harus lebih banyak istirahat
daripada jalan-jalan di sini. Beliau saja yang sedang sakit menyempatkan untuk
hadir di acara wisuda anaknya, kenapa anaknya yang sehat tidak punya waktu
untuk pulang?
Aku juga
sebenarnya tidak bisa dibilang sehat juga. Tapi ya, sekalian saja pulang untuk
istirahat. Mungkin memang diminta untuk pulang, istirahat di rumah. Keluarga
yang lain juga setiap telpon selalu tanya kapan aku pulang. Mungkin perasaan
tidak enak ini karena rasa rindu mereka yang mengharapkan aku berkumpul lagi
dengan mereka di sana. Jadi, apa salahnya pulang.
16/01/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar