Jumat, 23 Januari 2015

#CatatanHalbar 14 Pulau Hiri: Tempat Istirahat yang Sempurna

Gunung Gamalama Ternate terlihat jelas dari pulau Hiri
dok. Ardian

Perahu Bodi menepi. Orang-orang yang sebelumnya duduk di tempat tunggu pelabuhan kecil itu kemudian berjalan satu-satu menaiki perahu tersebut. Papan kecil menjadi “tangga” antara tepian dengan buritan perahu. Meski namanya pelabuhan, tetapi keadaannya jauh dari gambaran pelabuhan pada umumnya. Pelabuhan ini, pelabuhan Sulamadaha namanya. Hanya pelabuhan kecil tempat transit bagi masyarakat yang ingin ke pulau Hiri. Kami ikut naik bersama penumpang lain yang ingin ke pulau Hiri dan duduk di bagian haluan. Tidak lama kemudian perahu bodi berangkat.

Perahu ini bisa memuat kurang lebih 30 orang, termasuk barang-barang kebutuhan pokok yang harus dibeli di Ternate. Perahu bergerak lambat meninggalkan pelabuhan Sulamadaha yang berbentuk tanjung kecil. Air laut di sekitar pelabuhan berwarna biru muda jernih seperti cermin sehingga terumbu karang yang berada di bawahnya dapat terlihat. Nahkoda menambah laju motor menjadi lebih cepat, memecah ombah dan birunya air laut.   

Naik perahu body menuju pulau Hiri
dok. Ardian

Perjalanan menuju pulau Hiri
dok. Ardian
Ada enam moda transportasi yang menghubungkan pulau Ternate dengan pulau Hiri di pelabuhan Sulamadaha, empat perahu bodi dan dua speed atau perahu motor. Keenamnya beroprasi sejak pagi hingga menjelang magrib. Moda ini menjadi andalan masyarakat pulau Hiri yang ingin ke pulau Ternate maupun sebaliknya. Biayanya pun cukup murah, untuk perahu bodi hanya Rp 5000/ orang dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, dan perahu motor Rp 10.000/orang dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.

Dua puluh menit kemudian kami sampai di pelabuhan pulau Hiri. Ada enam kelurahan di pulau Hiri, yaitu keluarahan Mado, Togolobe, Dororiisa, Tafraka dan Fahudu. Kami tinggal di rumah kepala lurah desa Togolobe yang tinggal di desa Mado. Beristirahat di rumah lurah desa Togolobe sangat nyaman, serasa tinggal di vila tepi pantai. Ya, memang rumahnya berada di tepi pantai. Ini tempat yang sempurna untuk beristirahat dari berbagai kesibukan ibu kota, menurutku. Laut biru, angin sepoi-sepoi, di seberang sana pulau Ternate dengan gunung Gamalama yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Hal yang paling aku suka adalah duduk di teras lantai dua rumahnya dengan buku sambil menikmati laut, gunung Gamalama dan angin yang berhembus lembut.

Darumas, Dadang dan Ode di depan salah satu gapura Pulau Hiri. Aku nggak tau itu artinya apa
dok. Sadox
Bergotong royong membangun jalan menuju makam keramat pulau Hiri
dok. Darumas


Sore hari, ketika sedang asyik berbagi cerita dengan pak lurah, tiba-tiba mata kami tertarik oleh sekelompok lumba-lumba yang “bermain” di lautan tidak jauh dari tepi pantai. Alhasil kami harus ngacangin pak lurah dan asyik menyaksikan lumba-lumba yang sedang bermain di tengah laut. Saking asyiknya, saya lupa mengambil kamera untuk mengabadikan mamalia laut itu. Menurut pak Lurah, hampir setiap hari lumba-lumba “lewat” di laut itu. Biasanya pagi atau sore hari, tergantung ombak. Malah jika musim ombak, mereka mengikuti perahu yang menyeberang dari pelabuhan Sulamadaha ke pulau Hiri, sebaliknya. Sambutan luar biasa untuk kami yang baru tiba di pulau ini.
Meski sebuah pulau kecil, tetapi tatanan desa di sini cukup rapi. Jalanan tertata rapi dengan trotoar dan pot bunga di kanan-kiri jalan. Namun, jalanan bagus belum sepenuhnya mengitari pulau ini. Masih ada 1,7 km lagi yang masih berbatu dan susah diakses kendaraan bermotor yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.  Aku sempat keliling pulau dengan meminjam sepeda motor salah seorang ojek di depan dermaga. Di sisi utara pulau ini ada sebuah pantai pasir putih yang cantik dan pulau kecil di seberangnya, masyarakat di sini menyebutnya pulau Guramongofa (anak pulau Hiri). Pulaunya cukup bagus, biru laut di sekelilingnya jernih, saking jernihnya kontur bawah laut di sekitarnya terlihat dari tepi pantai pasir putih yang jaraknya sekitar 150 meter itu. Namun sayang, kami belum sempat mengunjungi pulau itu. Padahal ada perahu nelayan yang bisa kita sewa untuk menyeberang ke pulau itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman