Selasa, 30 September 2014

The Introvert Advantage (Bagian 1)


Carl Jung, seorang analis psikologi, mengatakan bahwa kita terlahir dengan sebuah bakat tempramen yang menempatkan kita dalam sebuah rangkaian; sangat introver atau sangat ekstrover. Kita mampu beradaptasi secara optimal di dalam dunia ini, jika kita dapat bergerak dengan mudah dalam rangkaian yang ada; menjadi introver atau ektrover dalam keadaan yang mendesak kita. Namun, kita hanya mampu bekerja sacara optimal pada satu arah saja, yaitu lingkungan alamiah yang ada pada diri kita. Jung percaya, sangat berbahaya jika memaksa seorang anak keluar dari zona alamiahnya, karena hal tersebut akan melanggar disposisi bawaan individu tersebut. Pelanggaran seperti itulah yang menurut Jung sebagai salah satu penyebab penyakit kejiwaan (depresi, pemalu, tidak percaya diri, dsb.)

Berikut ada beberapa hal mendasar yang membedakan kaum introver dengan ekstrover yang saya kutip dari buku The Introvert Advantage karya Martin Olsen Laney, Psy.D.
  • Introver dan ekstrover merupakan suatu jenis tempramen dasar yang muncul secara alamiah pada tiap-tiap individu. Seorang introver berbeda dengan seorang pemalu atau menutup diri. Introversi juga bukan suatu penyakit.
  • Dunia lebih menghargai kualitas yang dimiliki oleh para ekstrover, Wajar jika banyak orang yang bersikap defensif terhadap introversi, karena perenungan dan kesendirian memiliki kesan negatif bagi banyak orang.
  • Perbandingan rasio jumlah kaum introver dan ekstrover di dunia ini adalah 3:1. Hal itu secara tidak langsung mengharuskan kaum introver untuk mengembangkan kemampuan bertahan hidup akibat banyaknya tekanan di sekitarnya agar dapat bertingkah laku sebagaimana kebanyakan orang.
  • Introversi bukanlah sesuatu yang dapat diubah, akan tetapi kita dapat belajar untuk menerima introversi bukan melawannya.
  •  Karakteristik terkuat yang membedakan introver dan ekstrover adalah sumber kekuatan mereka; kaum introver mendapat tenaga dari dunia yang berisi ide, emosi, dan pengalaman milik mereka sendiri. Sedangkan kaum ekstrover merasa tenaganya diisi oleh sesuatu yang berasal dari luar dirinya; kegiatan, orang, tempat, dan benda.
  • Kaum introver merupakan penyimpan energi. Mereka bisa menerima banyak stimulus dari dunia luar dengan mudahnya hingga menyebabkan mereka merasakan sesuatu yang tidak nyaman seperti kegelisahan dan kebuntuan pikiran. Jika terjadi demikian, mereka perlu membatasi diri dengan kegiatan sosial agar tidak kehabisan energi.
  • Kaum ekstrover adalah pengguna energi. Mereka akan merasa kurang stimulus ketika mereka berada di satu tempat dalam waktu yang lama, merenungkan sesuatu secara mendalam, ketika sendirian atau hanya ditemani oleh satu orang.
  • Kaum introver perlu menyeimbangkan waktu untuk menyendiri dan bersosial agar tidak kehilangan koneksi dengan dunia luar.
  •  Kaum ekstrover juga perlu menyeimbangkan waktu mereka untuk berkegiatan dengan waktu mereka untuk tidak berkegiatan. Jika tidak, mereka akan kewalahan terlalu banyak kegiatan yang menyita pikiran dan energi mereka. Kaum ektrover mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki fokus pada hasil yang akan dicapai dan mereka sangat menikmati keramaian.
  •  Kaum introver ibarat batrai isi ulang. Mereka perlu berhenti sejenak untuk mengisi ulang tenaganya. Itulah gunanya lingkungan dengan sedikit stimulus bagi kaum introver. Lingkungan seperti itu membantu mereka untuk mengisi ulang tenaga, dan merupakan ceruk alamiah kaum introver.
  • Kaum ektrover layaknya panel surya. Bagi kaum ektrover, sendirian atau duduk tanpa mengerjakan sesuatu terdengar seperti hidup dalam awan mendung hitam. Kaum ekstrover perlu berada di luar dan berkegiatan untuk mengisi ulang energi mereka.
  • Kaum introver menyukai kedalaman dan akan membatasi pengalaman mereka, namun mereka akan merasakannya secara mendalam; mengetahui secara mendalam tentang sedikit hal.
  •  Kaum ekstrover menyukai sesuatu yang luas; banyak teman, pengalaman, mengetahui sedikit tentang banyak hal, menjadi seorang generalis. Seringkali mereka hanya mempunyai sedikit teman namun memiliki tingkat keakraban yang tinggi. Kaum introver senang menyelami sebuah topik dan lebih sering mencari kualitas daripada kuantitas.
  •  Carl Jung, seorang analis psikologi memiliki kesimpulan terhadap dua analis psikologi lainnya yaitu Sigmund Freud dan Alfred Adler. Menurutnya, Sigmund Freud adalah seorang ektrover karena orientasi personalnya lebih menjurus keluar, ke dunia orang, tempat dan benda. Freud percaya bahwa tujuan akhir dari pengembangan psikologi adalah untuk menemukan kepuasan dalam dunia, yang merupakan kenyataan eksternal. Adapun Alfred Adler merupakan seorang introver, karena teori dan fokus Adler tertuju pada pergulatan internal untuk mengatasi perasaan tak berdaya yang diekspresikan dalam istilah inferiority complex.
  • Kaum introver bukanlah pemalu, akan dorongan untuk menampilkan diri bagi kaum introver berbeda dengan kaum ekstrover. Kaum introver berani menampilkan dirinya karena terdorong untuk mencari sesuatu yang bermakna, apa yang menjadi minat mereka.
  •  Seringkali kaum introver dianggap egois dan mementingkan diri sendiri. Namun, yang terjadi sebenarnya justru kebalikannya. Kemampuannya untuk berfokus pada dunia internal dan merenungkan apa yang mereka rasakan dan alami memungkinkannya untuk memahami dengan lebih baik dunia eksternal dan dunia orang lain. Apa yang terlihat seperti pembawaan egosentris pada kaum introver adalah talenta yang membuat mereka dapat merasakan seperti apa rasanya menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain.
  • Kaum ekstrover juga berfokus pada diri sendiri, namun dengan cara yang berbeda. Kaum ekstrover senang bersosialisasi dan membutuhkan kehadiran orang lain, namun sebanyak yang mereka perlukan untuk mendapatkan stimulus sama seperti kebutuhan mereka untuk merasa terhubung dengan orang lain, karena kaum ekstrovel tidak menghasilkan stimulus internal seperti yang dihasilkan kaum introver, sehingga mereka perlu mendapatkannya dari luar. Itu sebabnya kaum ekstrover seringkali merendahkan kaum introver karena mereka merasa kaum introver terlalu menutup diri dan tidak bisa bersosialisasi seperti yang mereka inginkan.
  •  Kaum introver tidaklah antisosial. Mereka hanya bersosialisasi dengan cara yang berbeda. Kaum introver menjalin hubungan dengan lebih sedikit orang, namun dengan tingkat koneksi dan keintiman yang lebih tinggi.
  • Kaum introver tidak berbicara hanya untuk berbicara sekenanya saja. Ketika mereka berbicara, mereka menyampaikan pikiran mereka. Terkadang mereka bahkan tidak menyampaikan pikiran mereka.
  • Kaum introver cenderung menyimpan energi di dalam diri mereka, membuat orang lain kesulitan untuk mengenal mereka lebih dekat; tersedot daam pikiran mereka sendiri; ragu untuk berbicara; menghindari keramaian dan mencari tempat yang sunyi; tidak memperhatikan apa yang dilakukan orang lain; berhati-hati dalam berhubungan dengan orang lain dan hanya berpartisipasi dalam kegiatan tertentu saja; tidak akan menawarkan ide-ide yang mereka miliki dengan bebas sehingga kita harus bertanya langsung untuk mengetahui apa pendapat mereka; gelisah bila mereka tidak mendapatkan cukup waktu untuk menyendiri; merenung dan bertindak dengan hati-hati; tidak menunjukkan ekspresi wajah atau reaksi yang berlebihan.
  • Kaum ekstrover berpikir dan berbicara pada waktu bersamaan. Pikiran mereka akan menjadi lebih jelas jika mereka berbicara dengan lantang.
  • Kaum introver membutuhkan waktu untuk berpikir dan tidak spontan bicara kecuali jika mereka memahami dengan baik subjek yang dibicarakan.
  • Kaum introver terlihat terlalu menutup diri bagi kaum ekstrover. Kaum ekstrover terbiasa mengeluarkan seluruh isi pikiran mereka sehingga mereka mungkin tidak mempercayai kaum introver yang lebih menutup diri.
  • Kaum introver memerlukan waktu untuk membentuk dan mengeluarkan pendapat mereka dalam bentuk kata-kata. Akan tetapi, jika kaum introver telah merenungkan ide mereka mengenai suatu subjek dengan baik, atau memiliki banyak pengetahun tentang suatu topik, maka mereka yang tadinya dianggap pendiam akan mulai berbicara tanpa henti. 


bersambung.... 
(Selanjutnya) Pemetaan Otak Introver dan Ekstrover




1 komentar:

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman