aku mau tarik nafas dalam dulu.
diam.
dalam.
sejenak.
tenang.
kemudian aku akan menemuimu.
membawa sebungkus kata maaf.
sehelai benang.
jarum.
dan, berkata, "mari, kita perbaiki rajutan yang rusak kemarin"
tidak usah ada lagi siapa menyalahkan siapa
kita salah
kita juga benar
melihat ke belakang hanya membuat kita lupa
tujuan dan dua jari kelingking yang mengikat
jika ingin berbuat indah
jangan di depanku, karena ketika sejenak aku berpaling
aku tidak melihatmu lagi
indahkan hatiku
selamanya akan tertanam
terhias, dan terpatri hingga aku tak mampu memejam mata
walau sejenak ketika aku merebahkan diri dalam
rajutan indah hati yang telah kau hias dengan penuh ketulusan
aku lupa, mungkin terlalu bersemangat ingin menemuimu
dan memberikan sebungkus maaf ini
apa kabar dirimu hari ini, sayang?
semoga hujan pagi ini tidak membuatmu mendung juga
nih, aku bawakan matahari untukmu
semoga dia bisa berfungsi sebagaimana fungsinya
mengusir mendungmu
jadi, apa katamu?
Apa kita bisa mengaitkan kelingking kita
Membuat satu ikatan yang baru (lagi)
Kukira ikatan kemarin rapuh, lemah, dan tak sanggup lagi
Biar lebih kuat
Karena sekarang cuaca hati tak mampu ditebak
Agar tak lagi seperti hari lalu
Tapi, bukan ikata itu yang salah
Bukan juga cuaca hati, karena mereka tak bisa ditebak
Lantas, siapa?
Ah, sudahlah
Bukankah kita tak lagi ingin menyalahkan sesiapa
Mari ngeskrim, aku kangen ngeskrim lagi
Tapi sekarang sedang hujan
Aha, ngeteh saja
Biar hujan membawa kehangatan dari satu poci teh
Manis dengan gula batu
ardian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar