Kemenhub Jailolo, Halmahera Barat |
Semua hal ini jauh dari rencanaku. Tetapi itulah rahasia Tuhan, Dia memiliki kuasa untuk mengabulkan apa yang kita rencanakan ataupun apa yang tidak kita rencanakan.
Aku mengatakan, ini adalah pengalaman yang
tidak terduga. Aku memang merencanakannya, tapi Allah memberi jalan dari apa
yang tidak terduga. Sampai saat ini aku masih merasa takjub dengan rencana-Nya
yang hebat. Aku juga masih sedikit tidak percaya dengan tanah yang aku pijak
sekarang; Jailolo, Halmahera Barat, salah satu daerah di dalam provinsi Maluku
Utara. Memang sudah kutuliskan tentang rencanakan pasca kuliah, aku ingin
menapakkan kaki di sepertiga Indonesia. Mulanya memang aku ingin menuju ke
bagian timur Indonesia. Dalam buku perencanaanku, aku ingin menjelajah bumi
Jawa Timur. Ada beberapa tempat yang masuk dalam daftar tempat yang ingin aku
kunjungi, seperti air terjun Madakaripura, di Tumpang, Bromo, Kawah Ijen, blue fire, serta teluk hijau di Banyuwangi, kemudian nyeberang ke
Lombok untuk mendaki Rinjani, dan kembali ke Temanggung untuk menjejakkan kaki
ke gunung Sumbing. Gunung Kelud yang sebenarnya tidak ada dalam daftar tempat
yang ingin dikunjungi, sudah sempat kukunjungi sebelum meletus pada Februari
lalu.
Tarian penyambutan |
Tetapi Tuhan memberi jalan untuk lebih dulu
mengunjungi kepulauan Maluku Utara. Akhirnya, akhir Februari lalu aku bersama
Tim dari berbagai perguruan tinggi dan elemen TNI mendarat di bandara Babullah,
Ternate sebelum sehari kemudian nyeberang ke pulau Halmahera, tepatnya di
Jailolo, Halmahera Barat. Kedatangan kami disambut dengan tarian Jokokaha lengkap dengan ritual
penyambutan bagi pendatang baru di tanah Kesultanan Jailolo ini. Dalam ritual
tersebut, terdapat seorang Kyai, dua orang perempuan membawa nampan yang berisi
air di teko emas, koin, rumput, serta beras kuning, juga empat orang anak
laki-laki dan dua orang perempuan yang menarikan tarian jokokaha. Ritual tersebut menandakan penerimaan bumi Jailolo
terhadap pendatang baru tersebut.
Banyak sekali pengalaman menarik selama
beberapa hari tinggal di sini. Kami bertemu beberapa warga yang ternyata mereka
adalah orang Jawa yang sudah menetap lama di sini. Dari mereka kami tahu bahwa
penduduk Halmahera adalah orang yang ramah dan baik hati. Jika memiliki
buah-buahan atau hasil ladang, tidak akan sungkan-sungkan memberi jika kita
meminta dengan baik. Di sini juga daerah yang cukup aman. Terlepas dari
kerusuhan pada tahun 2000an yang hampir memecah belahkan warga di sini, secara
umum di sini cukup aman. Tidak ada maling, pencopet, atau pelaku kejahatan
lainnya. Semua tinggal secara damai. Walau terkadang juga ada beberapa kasus
kriminal dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Berfoto dengan para penari cilik |
Becak di sini juga unik dari daerah lain.
Mereka memodif sepeda motor mereka menjadi becak motor dengan bagian depan
diberi tempat duduk seperti becak, kemudian dimodifikasi sedemikian rupa agar
menyerupai bagian dengan mobil. Tidak lupa, speaker, amplifire dan pemutar
musik sebagai komponen yang wajib ada. Umumnya lagu atau musik yang diputar
adalah musik-musik dugem atau musik dengan intonasi cepat dan keras seperti
rock, dan musik DJ. Biaya yang harus mereka keluarkan untuk memodifikasi satu
becak motor seperti itu sekitar 20 – 40 juta. Walau memakan biaya cukup besar,
tetapi mereka tidak merasa rugi, karena musik-musik itu juga menghibur mereka
ketika di jalan mencari penumpang. Jika dipakai sendiri, pendapatan mereka juga
cukup besar. Jika dibawa sendiri, sehari mereka bisa mendapat hasil bersih
sekitar 200rb. Jika pendapatan itu konsisten, dalam waktu enam bulan mereka
sudah bisa balik modal plus untung. Tetapi mereka tidak bisa setiap hari kerja,
karena hari sabtu dan minggu nyaris tidak ada penumpang. Sebagian besar dari
mereka memilih meliburkan diri, karena penumpang mereka yang sebagian besar
dari golongan pegawai atau mahasiswa libur pada hari sabtu dan minggu dan
memilih kembali atau pergi ke kota Ternate.
Hal yang
tak kalah menarik dari tempat ini adalah keindahan pantai yang terbentang
seluas mata memandang. Dari pinggiran pantai di teluk Jailolo atau
pantai-pantai lain berhadapan langsung dengan pulau Ternate, pulau Tidore,
pulau Maitara dan pulau-pulau kecil lainnya. Keunikan pulau-pulau tersebut
adalah gunung-gunung yang menjulang tinggi di setiap pulau. Misalnya gunung
Gamalama yang terkenal aktif seperti Merapi di Jawa Tengah, juga gunung Tidore
di pulau Tidore.
Di Halmahera Barat sendiri sebenarnya terdapat
banyak gunung, baik aktif maupun tidak. Sepeti gunung Jailolo yang masih
berbentuk seperti kerucut, gunung Ibu yang terkenal aktif, gunung Sahu, dan
sebagainya.
Terkadang aku masih tidak percaya aku berada di
tempat ini atau menjadi bagian dari kegiatan yang saat ini aku ikuti. Semua hal
ini jauh dari rencanaku. Tetapi itulah rahasia Tuhan, Dia memiliki kuasa untuk
mengabulkan apa yang kita rencanakan ataupun apa yang tidak kita rencanakan.
Apapun yang aku dapatkan, aku alami dari setiap kejadian yang ditetapkan Allah
kepadaku, Aku sangat bersyukur mendapat bagian kehidupan yang sangat
menakjubkan ini. Semua pengalaman ini adalah pengalaman yang luar biasa dalam
hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar