Sabtu, 03 Mei 2014

Perempuan: Makhluk yang Susah Dimengerti

Emang kenapa kalau cewek? Jangan beda-bedain cewek sama cowok dong!

Kadang makhluk yang dijuluki cewek atau wanita atau perempuan ini memang istimewah, tetapi kadang juga aneh. Terkadang mereka suka ngeyel jika diingatkan, tetapi di sisi lain ingin dimengerti keinginannya. Mereka juga tidak suka dibeda-bedakan, apalagi sesuatu yang sifatnya gender, tetapi di sisi lain mereka sering membuat perbedaan itu sendiri.

Misalnya seperti ini. Kemarin teman-temanku berencana meneliti ke suatu gunung. Tidak terlalu tinggi, sekitar 1000an mdpl, tetapi agak sulit karena jarang dilalui manusia. Tidak banyak pendaki yang mendaki ke sana karena memang di sini tidak banyak mahasiswa pendaki gunung. Di dalam tim tersebut ada satu cewek, masih muda, bersemangat. Mengingat medannya yang cukup sulit, teman-teman yang lain mengingatkan bahwa sebaiknya dia tidak usah ikut saja, karena dia cewek takutnya terjadi apa-apa. Namun, si cewek ini tidak terima jika dia tidak diajak, apalagi dengan menyangkut pautkan masalah gender. “Emang kenapa kalau aku cewek? Pokoknya aku harus ikut, karena aku bagian dari tim ini. Jangan meremehkan walaupun aku cewek ya!” kurang lebih seperti itulah omelan si cewek.

Singkat cerita mereka berangkat selama seminggu di gunung tersebut. Tadi aku ketemu dengan si cewek, dia cerita tentang perjalanan seminggu kemarin di gunung tersebut. Dia bilang medannya cukup berat, terlalu terjal, capek, dan sebagainya. Kakinya juga lecet karena sepatu yang dia gunakan rusak, padahal sepatunya baru beli sebelum berangkat penelitian. Dia juga mengeluhkan bawaannya yang berat dan posisi dia sebagai cewek sendiri di dalam tim tersebut, sedangkan 10 orang lainnya cowok yang udah biasa menjelajah hutan. Dia agak kesulitan dan sering kelelahan.

Kemudian aku nyeletuk, “Kan udah diingatkan kalau medannya memang berat. Disuruh tinggal aja nggak mau, kecapekan sendiri kan akhirnya,” kataku.

“Ya wajarlah cewek, jangan samakan sama mereka dong,” ujarnya.

Duh, ini orang. Kemarin katanya nggak mau dibeda-bedain, sekarang ngomong jangan disamain. Lempar aja nih orang ke jurang.

Di luar sana juga banyak cewek yang seperti itu. Banyak yang ngomong emansipasi, penyetaraan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan, tetapi di sisi lain masih saja membeda-bedakan pekerjaan laki-laki dan perempuan. Sudah dimengerti, masih saja kurang terima. Malah aku sering menyimpulkan kalau sebenarnya perempuan sendiri yang belum ngerti tentang dirinya sendiri. Mereka belum tau apa yang memang menjadi hak dan kewajibannya, dan apa yang bukan. Jika diberika suatu kewajiban yang mudah, mereka merasa direndahkan dan dianggap tidak mampu, kemudian meminta kewajiban yang lebih besar. Setelah diberi, mereka mengeluh karena kewajiban tersebut terlalu berat untuk dipikul seorang wanita. Atau jika tidak, mereka menuntut agar dimengerti posisinya sebagai wanita dengan kewajiban besar yang harus ditanggungnya.

sumber: google.com

Ada juga wanita yang tidak ingin dibedakan dalam hal pekerjaan, apa yang dapat dilakukan laki-laki, mereka juga bisa melakukannya. Ketika diberi pekerjaan itu, mereka merasa kesusahan. Kemudian ada laki-laki yang melihatnya dan membiarkannya saja, mereka akan berakata kalau laki-laki itu tidak peka. 

Serba salah memang.

Katanya, wanita adalah makhluk yang ingin dimengerti. Namun, mereka sendiri tidak tahu mereka mau dingertiin dalam hal apa. Mereka menganggap semua orang bisa tahu apa yang mereka inginkan tanpa harus mengatakan suatu kata pun. Apa mereka pikir manusia selain mereka ini adalah cenayang yang bisa baca pikiran?

Duh, kok kayaknya aku emosi sekali ya nulis ini. Hahahaha.

Enggak kok, biasa aja. Intinya seperti ini. Setiap makhluk sudah diberi porsinya masing-masing dalam hak dan kewajiban. Ya sudah, kerjakan saja apa yang memang menjadi hak dan kewajiban kita. Tidak perlu menuntut hak dan kewajiban orang lain untuk ditimpakan kepada kita. Itu semua sudah diatur berdasarkan kemampuan setiap individu masing. Jika kita memaksa meminta sesuatu yang bukan hak dan kewajiban kita, kemudian ketika sudah diberi jangan mengeluh dengan berbagai macam alasan, apalagi menyalahkan orang lain tidak mengerti, tidak peka, dan sebagainya. Jika kita meminta hak dan kewajiban yang asalnya bukan menjadi hak dan kewajiban kita, dan ketika itu diberi bukan berarti hak dan kewajiban dasar kita menjadi berkurang. Ow, tentu tidak. Malah hak dan kewajiban yang harus kita kerjakan menjadi bertambah.

Aku sering melihat seseorang mengeluh dengan kewajibannya yang belum selesai, karena kewajibannya yang terlalu banyak. Ketika diceritakan, ternyata dia memasukkan semua kewajiban yang sebenarnya bukan kewajibannya sehingga apa yang menjadi kewajiban dasarnya tidak selesai.

Setiap orang pada dasarnya kuat, mampu melaksanakan berapapun kewajiban yang diembankan kepadanya. Siapapun itu, laki-laki ataupun perempuan. Tetapi ya jangan mengeluh. 

2 komentar:

  1. Iya Jo iya, ak paham maksudnya. Kupikir dua perempuan fickle di dunia ini cuma 2 yaitu aku dan penyanyi Adele. Ternyata ada yg lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada banyak mpok.. dan hampir semua perempuan kaya gitu kayaknya... kayaknya lho yaa.. hahaha

      Hapus

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman