“Tidak perlu. Kamu tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun.”
“Tidak
semua orang akan menyukaimu, Nak,” kata Bapak suatu waktu, “Begitu juga dengan
apa yang kamu lakukan. Siapapun kamu, apapun statusmu, bagaimana pun kamu
melakukan tugasmu, selalu ada kekurangan di mata sebagian orang. Tenanglah,
tidak perlu kamu pikirkan apa yang mereka katakan dan pikirkan. Sia-sia jika
itu kamu lakukan. Lebih baik fokus dengan apa yang menjadi tugasmu. Lakukan
semuanya dengan sebaik mungkin, dengan kejujuran, pegang teguh segala
kepercayaan yang telah ditumpangkan di pundakmu.”
Aku
mengangguk menyetujui. Kemudian aku bertanya, “Apa aku perlu membuktikan kepada
mereka agar mereka berbalik menyukaiku?”
Bapak
menghisap rokoknya, kemudian menghembuskannya ke udara. “Tidak perlu. Kamu
tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun.”
“Kenapa?”
tanyaku belum puas.
“Sepanjang
perjalanan hidup manusia ada banyak orang yang selalu tidak suka, membenci,
hingga ingin menjatuhkan. Bisa saja kamu melakukan sesuatu agar mereka
menyukaimu, tetapi akhirnya kamu akan kehilangan dirimu; kamu hanya menjadi
boneka yang dapat mereka mainkan jika mereka suka, atau dibuang jika mereka
bosan. Biarkan mereka sibuk dengan ketidaksukaan mereka, dengan kebencian
mereka, dengan tipu muslihat mereka. Kamu cukup fokus dengan kewajibanmu dan
pasrahkan semuanya kepada Tuhanmu, Dia adalah penolong segala urusan.”
Tidak ada
lagi yang ingin kutanyakan. Segera kami membenahi semua peralatan memancing dan
beranjak pulang. Langit sudah mulai gelap. Di barat tinggal tersisa mega merah
yang semakin lama semakin hilang. Tiga ekor ikan emas ini pasti enak untuk di
bakar nanti malam.
06/11/2013
00:37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar