Who are you? I’m a Saigon Warrior!
Sudah enam hari aku di Pare dan tinggal di Camp Saigon. Ada banyak hal
menarik di sini. Saigon seperti asrama, pondokan, di Mu’allimin dulu. Rata-rata
penghuni camp ini adalah anak-anak muda yang sebagian besar masih seumuran
denganku, ada juga yang lebih tua, bahkan sudah
berkeluarga. Sewaktu mendaftar secara online, aku memang mengambil paket les
plus camp. Waktu aku daftar ulang di
office, aku bertemu temanku yang ternyata menjadi tutor di lembaga tempatku
mendaftar. Dia menyarankan untuk tinggal di camp Saigon, tetapi dengan tambahan
biaya Rp 50.000. Ya, aku setuju. Kemudian aku di antar dan ditempatkan di kamar
10 bersama Ovan dan Nyong (aku tidak tahu nama aslinya siapa, hanya itu yang
dia katakan sewaktu berkenalan).
Seperti camp English umumnya di Pare, Saigon memiliki banyak peraturan
yang wajib ditaati oleh semua member. Salah satunya adalah kewajiban berbahasa
Inggris setiap hari untuk setiap member, termasuk tutor. Setiap pelanggaran
menggunakan bahasa Indonesia ataupun daerah dikenakan poin. Poin dihitung perkata,
satu kata satu poin. Setiap pagi jam 5 dan sore selepas magrib ada pelajaran
yang juga wajib diikuti. Jika telat lebih lima menit dikenakan tiga poin, dan
jika tidak ikut selain dengan izin yang ditentukan dikenakan poin 5. Sanksi
untuk setiap pelanggaran adalah Rp 500/ poin.
Jika total poin melebihi 10 dalam satu minggu, sebagai hukumannya adalah
presentasi dengan menggunakan bahasa Inggris di Café yang ditentukan tutor.

Aku penasaran dengan kata Saigon. Apa itu Saigon? Temanku pernah bilang
kalau Saigon adalah nama ayam petarung yang mampu menjadi lawan tanding yang
seimbang bagi ayam Bangkok. Apa benar Saigon adalah nama ayam? Karena bagiku,
nama Saigon memiliki kesan makna yang kuat, tangguh, berwibawa, layaknya
Samurai. Lebih lagi jika disandingkan dengan kata Warriors yang artinya pejuang, serdadu, atau prajurit.
Kemarin aku ke warnet, dan mencari apa itu Saigon. Menurut wikipedia,
Saigon merupakan nama kota terbesar di Vietnam yang sebelumnya bernama Ho Chi
Minh. Nama Saigon digunakan hingga berakhirnya perang Vietnam dan kemudian
kembali menggunakan nama Ho Chi Minh, walaupun nama Saigon masih sering
digunakan.
Secara etimologis, kata Saigon terbagi menjadi dua suku kata yang
dipinjam dari bahasa Tionghoa, yaitu Sài (diucapkan Chái
dalam bahasa Mandarin) yang berarti kayu, ranting, tiang; dan Gòn (diucapkan Gùn dalam
bahasa Mandarin) yang berarti tongkat, tiang dan berkembang menjadi ‘kapas’
dalam bahasa vietnam. Sebagian orang mengatakan bahwa nama
ini berasal dari banyak tanaman kapas yang ditanam bangsa Khmer di sekitar Prey
Nokor, dan masih dapat dilihat di kuil Cây Mai dan daerah-daerah sekitarnya.
Selain nama kota besar di Vietnam, nama Saigon, seperti kata temanku,
adalah nama jenis ayam petarung; Ayam Saigon. Ayam ini memang berasal dari
Vietnam. Ayam petarung ini memiliki ciri-ciri yang khas, mulai leher hingga
kepala tidak terdapat bulu. Warna untuk bulu tubuh dan ekor juga tidak
mengkilap seperti jenis ayam lainnya. Ekornya pendek, dan bertubuh jangkung,
dan memiliki struktur tulang yang lebih tebal. Ayam ini dinilai sebagai lawan
tanding bagi ayam Bangkok yang lebih dulu populer di kalangan para penggemar
sabung ayam.
Ayam Saigon memang ayam yang tangguh. Mungkin terinspirasi dari
ketangguhan ayam Saigon sehingga menjadi penyemangat untuk para penghuni Camp
Saigon.
Who are You! We are Saigon
Warriors!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar