Jika Tuhan Punya Socmed pasti akan lebih mudah meminta | Tak perlu tengadah tangan
Tak perlu nyanyian puji | Tak perlu semedi |
Setiap awal bulan,
bisa diliat di beranda facebook, timeline twitter, Path, dan media sosial
lainnya penuh dengan berbagai harapan. Entah kepada siapa harapan itu
digantukan, entah Tuhan mereka atau tuhan socmed. Semua terlihat serius dan
bersungguh-sungguh dengan harapannya, memang seharusnya begitu.
Bukankah harapan
kebaikan hanya ditujukan kepada Tuhan? Bukankah Dia telah menentukan cara-cara
yang terbaik untuk meminta kepada-Nya? Saya tidak tahu jika Tuhan memberi cara
baru untuk meminta kepada-Nya; melalui media sosial. Mungkin saja itu termasuk
salah satu cara terbaik yang Dia berikan. Pastinya setelah melihat perkembangan
tenknologi saat ini. Tuhan juga update dong.
Perkembangan teknologi
yang semakin maju memang telah memberi banyak kemudahan kepada manusia dalam
segala segi kehidupan, salah satunya komunikasi dengan Tuhan. Jika dulu, cara
berkomunikasi dengan Tuhan dilakukan dengan ibadah yang diyakini oleh tiap
agama. Namun, saat ini cara tersebut sepertinya diangap kurang pas. Mungkin
karena dianggap membuang-buang waktu sehingga dicari cara yang dapat meliputi
semuanya; hubungan dengan manusia dan hubungan dengan Tuhan.
Media sosial awalnya
mungkin hanya ditujukan untuk mempermudah komunikasi dengan kerabat yang berada
jauh. Tetapi lama kelamaan, sosial media diupdate
sehingga tidak hanya bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia
saja, tetapi juga dengan Tuhan.
Ada yang dikhawatirkan
dengan kemudahan ini. Sebagian orang merasa lebih penting berkomunikasi dengan
teman mayanya daripada dengan teman nyata. Ketika sedang berkumpul dengan teman,
keluarga, bahkan ketika sedang di kelas, kantor, ataupun ruang sidang, mereka
akan lebih sibuk berkomunikasi dengan teman mayanya daripada orang yang ada di
sebelahnya. Begitu juga ketika sedang menunggu antrian atau angkutan, sebagian
besar orang lebih memilih berkomunikasi dengan teman mayanya daripada menjalin
komunikasi dengan orang yang ada di sekitarnya. Ketika mencari alamat juga.
Dulu orang-orang selalu bertanya kepada penduduk sekitar ketika mencari alamat.
Hingga ada pepatah, malu bertanya sesat
di jalan. Saat ini? Media GPS, fourtsquer, google map bisa membantu dengan
cara yang lebih mudah dan lengkap. Intinya, media membantu memudahkan segala
kebutuhan sehari-hari. Media sosial juga membantu manusia menjadi autis sosial.
Bagaimana jika hal ini
terjadi kepada Tuhan? Pengharapan kepada Tuhan dianggap sah hanya dengan
permohonan melalui media sosial tanpa harus melalui ritual ibadah sebagaimana
yang telah ditentukan. Lama kelamaan ritual ibadah tidak lagi dianggap penting
karena permohonan dapat dilakukan tanpa melalui ritual ibadah sekalipun. Untuk
pengabulan? Tidak tahu, itu urusan Tuhan.
Mungkin, permohonan
yang diajukan melalui media sosial dilakukan untuk memperoleh banyak
pengaminan. Kata orang bijak, semakin banyak orang yang mengamini, akan semakin
besar kemungkinan terkabul. Itu bisa saja, apalagi jika Tuhan juga punya akun
media sosial sehingga dapat lebih mudah mengabulkan permintaan hambanya. Mungkin
juga tuhan akan membuat persyaratan baru, siapa saja yang mendapat like atau retweet paling banyak, maka permohonannya akan segera dikabulkan.
Ini hanya kekhawatiran
yang berlandaskan pada kasus yang memiliki kemiripan. Namun, sebagian besar
kekhawatiran itu tidak pernah terjadi. Semoga untuk hal ini juga demikian.
01/11/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar