Kau bisa berencana menikahi siapa, tetapi tidak bisa merencanakan
cintamu untuk siapa.
- Sudjiwo Tejo –
Hati terlepas dari akal. Segala apa yang dilakukan hati terlepas dari
segala yang dipikirkan akal. Tidak bisa ditebak, tidak bisa dibaca. Hanya bisa
dirasakan. Hati bergerak sesuai respon yang ia terima, tetapi kadang ia
bertindak tanpa alasan tertentu. Ini yang sering kali membuat individu pemilik
hati kewalahan untuk menuruti kemauan hati.
Hati sering dikaitkan dengan perasaan, cinta, dan sayang. Jika seseorang
berbicara tentang hati tidak pernah lepas dengan perasaan, cinta ataupun
sayang. Hati dianggap sebagai pintu masuknya cinta ataupun sayang. Jika ada
sesuatu yang menyentuh hatimu, itu tandanya kamu akan mendapatkan cinta atau
sayang.
Jika cinta berasal dari hati, itu berarti cinta tidak bisa ditebak
kedatangannya. Jika seseorang sudah mendapatkan cinta, ia juga tidak bisa
menolaknya. Sebesar apapun usahanya untuk menolak cinta yang datang kepadanya,
sebesar itu pula cinta bertahan di hatinya.
Dari sini, aku menarik kesimpulan bahwa apa yang dikatakan Sudjiwo Tejo
di atas sama memiliki kemiripan “teori” ini. Kamu bisa menikahi seseorang
berdasarkan alasan-alasan tertentu, mungkin dia orang yang ditentukan
orangtuamu sehingga untuk membahagiakan mereka kamu harus menikahinya. Mungkin
juga ia adalah orang yang telah berjasa besar dalam hidupmu, sehingga untuk
membalas jasanya kamu harus menikahinya. Bisa juga ia adalah orang yang kamu
dapatkan dengan penuh perjuangan untuk dapat menikahinya. Alasan ini juga belum
tentu berdasarkan cinta, mungkin ada sesuatu yang lain. Aku tidak tahu.
Tetapi cintamu, mungkin bukan untuk istri atau suamimu. Cintamu mungkin
untuk orang lain yang tidak kamu sadari telah mencintaimu, ataupun sebaliknya.
Seseorang yang kamu cintai tetapi tidak bisa kamu nikahi. Mungkin juga cintamu
bukanlah seorang laki-laki atau perempuan yang bisa kamu nikahi, tetapi karena
suatu keharusan yang membuatmu menikahi seseorang.
Jadi, siapa bilang menikah harus karena cinta? Tidak ada. Kamu bisa
menikahi siapa saja yang kamu inginkan, dengan alasan apapun. Tidak perlu takut
dengan keadaan sesudahnya, siapa yang tahu tentang hari depan? Tidak ada
manusia yang tahu tentang hari depan. Hadapi saja.
Namun, dalam hidup kamu hanya bisa mencintai seseorang satu kali dalam
satu waktu. Jika saat ini kamu telah mencintai seseorang, kamu tidak bisa
mencintai yang lain. Jika kamu katakan saat ini kamu mencintai dua orang, apa
benar-benar kamu mencintainya dengan tulus atau karena alasan tertentu? Menurut
Sudjiwo Tejo, cinta itu tanpa alasan. Jika mau masih mencintai seseorang karena
alasan ini-itu, itu bukan cinta, tapi kalkulasi. Wajar jika banyak orang yang
mengatakan, “Zaman sekarang emang ada cinta yang tulus?” Ya memang nyaris tidak
ada, karena saking sedikitnya.
Cinta tanpa alasan, menurutku, ketika kamu mencintai seseorang tanpa
alasan-alasan logis. Kamu tidak tahu kenapa kamu mencintai dia. Perasaan itu
muncul tiba-tiba. Tetapi kamu bisa melakukan apapun untuk seseorang yang kamu
cintai tanpa memperhitungkan untun-rugi, tanpa peduli apakah dia bakal
mencintaimu juga atau tidak, tanpa menghiraukan apa yang akan dikatakan orang
lain kepadamu nantinya. Ketika kamu mengatakannya, kamu tidak pernah takut
dengan penolakan.
Hidup, mati, kesempatan dalam hidup seseorang hanya ada sekali, begitu
juga mencintai dan menikah. Jika hanya terjadi satu kali, kenapa tidak kita
manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika kamu telah menemukan seseorang yang kamu
cintai, nikahilah dia. Pasti sangat membahagiakan jika kita bisa hidup bersama seseorang
yang kita cintai hingga akhir hayat. Jangan takut dengan masa lalumu.
Tetapi, kamu tidak bisa memaksakan cintamu jika orang yang kamu cintai tidak
menghendaki cintamu karena mungkin ia telah memiliki cinta yang lain atau telah
memutuskan untuk menikahi orang lain. Jika kamu memiliki keberanian,
katakanlah. Jika tidak, cukup tunjukkan kalau kamu pernah mencintainya.
Kita memang tidak bisa
merencanakan cinta kita untuk siapa, tetapi kita bisa mengusahakan cinta kita
untuk seseorang yang kita cintai.
iuh mas, nggerus tenan tulisane ... :3
BalasHapushohoho.... aslinya cuma mau nanggepi pernyataan Sujowo tejo doang, tp kok malah jadi gini yak? haha
BalasHapussip..ijin copas...
BalasHapus