Kamis, 10 November 2011

Hati dikondisikan, bukan terkondisikan



Malam ini harus berdiam sejenak di kantor. Sebenarnya rapat sudah selesai, tapi di luar masih hujan, hanya rintik. Cukuplah membuatku basah kuyup kalau aku paksakan pulang. Jadi, mungkin lebih baik aku bertehan dulu saja di sini. Mumpung bisa ngenet gratis, cepet lagi. Hehe….

Ada teh satu termos besar, masih hangat. Pas sekali untuk dijadikan teman begadang. Tapi aku nggak mau begadang, cuma numpang ngenet aja di sini. Sambil menunggu hujan benar-benar reda. Sekali dua teh hangat dalam gelas kecil kutiup, lalu aku seruput sedikit. Hmm.. lumayan, bisa sedikit menghangatkan.
Hmm.. cerita apa ya? Tidak ada yang pengen diceritakan sebenarnya. Tapi, jujur, saat ini, mungkin lebih tepatnya akhir-akhir ini, banyak uneg-uneg yang mengganjalku. Dan itu cukup membuatku terganggu. Bikin risau saja. Dibiarkan berlalu, tidak mau. Tidak semudah itu untuk menghilangkan perasaan risau. Mungkin perlu cara-cara khusus? Ah, iya. Tadi pagi aku menemukannya.

Kalau dilihat-lihat dan dirasakan, galau, risau, gundah, atau apapun itu namanya, berasal dari keadaan hati yang sedang tidak nyaman. Penyebabnya pastinya bermacam-macam. Tetapi, yang jelas, ketika kita sedang merasakan hal tersebut, hati kita sedang dalam kondisi yang tidak nyaman, tenang, dsb. Jadi, jika ingin menyembuhkannya harus melalui hati.

Hati dan pikiran sebenarnya terdapat satu kontrol yang saling berkaitan. Ketika hati tenang, pikiran pun akan ikut tenang. Begitu juga ketika pikiran memikirkan sesuatu yang tidak enak, menakutkan, secara otomatis hati juga akan merespon. Dan, mungkin itu yang sering disebut dengan sugesti.

Ketika merasa galau, risau, gunda, dan sebagainya itu, kita sering kali mencari sesuatu yang bisa membuat hati kita merasa tenang kembali. Misalnya nonton, membaca komik, ketemu sama pasangan, jalan-jalan, atau apapun yang kita anggap itu dapat membuat hati kita tenang. Tetapi, terkadang malah justru membuat hati kita semakin runyam ketika harapan ketengan dari sesuatu yang kita lakukan itu tidak sesuai. Ketenangan tidak diraih, malah galau semakin menjadi.

Ingat kembali, ketenangan itu dari hati, dan hati itu dikondisikan, bukan terkondisikan. Semestinya kita yang berusaha mengkondisikan hati kita untuk tenang, merasa nyaman dengan apapun permasalah yang sedang dihadapi. Ia tidak terkondisikan oleh sesuatu yang berasal dari luar (seperti kegiatan-kegiatan itu tadi). Itu sebabnya sering kali ketika kita sudah mengusahakan sesuatu untuk mendapatkan ketenangan, malah justru membuat semuanya bertambah runyam ketika harapan awal yang ingin kita dapatkan itu tidak ada atau tidak sesuai dengan harapan.

Untuk mengkondisikan hati sebenarnya cukup mudah. Ingat kembali kalau hati dan pikiran mempunyai hubungan yang saling berkaitan. Pertama, tarik nafas panjang dan dalam, kemudian buang dengan perlahan. Selanjutnya, bernafas seperti biasa. Cobalah untuk berpikir sesuatu yang positif, yang dapat memberikan ketenangan, semangat dan motiovasi kepada hati kita. Hal itu nantinya akan membuat hati kita tersugesti oleh kata-kata positif yang kita perdengarkan.

Sesederhana itu saja. Selebihnya, anda lebih tahu, karena itu berkaitan dengan hati anda. Selamat mencoba.. Saya masih ingin menikmati secangkir teh lagi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman