Agak kabur juga mau mendeskripsikan apa yang aku rasain
sekarang. Sedikit risau (untuk tidak mengatakan galau), pusing, bingung mau
ngapain, ya intinya kalau itu semua dijadikan satu jadinya galau. Tapi, nggak
tau apa sumber masalahnya. Memang sih, galau itu tidak mengenal latar belakang
masalah. Bisa aja seseorang yang tenang, nggak ada hujan atau sedang grimis,
sedang di jalan atau di pesta rame-rame, galau pasti menghinggapi. Ya, itu lah
galau.
Tapi, di sini aku bukan pengen ngomongi masalah galau atau
semacamnya. Aku cuma mau cerita tentang apa yang aku rasakan sekarang. Dua hari
ini, ya bilang aja seperti itu, aku ingin mencari kondisi tempat yang tenang,
sejuk, mungkin seperti pantai dengan deburan ombak dan suasana senja yang
menakjubkan. Atau mungkin suatu tempat di atas pohon di ketinggian, sendiri,
diterpa angin yang berhembus sepoi-sepoi hingga kencang membelai rambutku yang
ikal bergelombang pasang terbentur karang dan terdampar di pinggiran pasir
pantai. Tapi, malam ini, sejak sore tadi, aku ingin sekali menikmati beberapa
batang rokok.
Ah, entah darimana keinginan itu muncul, benar-benar secara
tiba-tiba dan tidak dengan latar belakang masalah atau sebagainya. Sewaktu sore
tadi aku mampir ke mini market, sebut saja indomaret, aku memperhatikan barisan
rokok dengan berbagai merek dibariskan dengan rapi di belakang kasir. Bingung aku
mencari rokok yang pas, dengan keinginanku dan terutama kondisi dompetku. Tetapi,
kuurungkan. Aku mengambil susu kotak, biskuit crackers, dan minuman soda. Kemudian
mampir ke kantor karena dosenku sms kuliah hari ini diganti dengan tugas, dia lagi “mabuk” dan kami diminta menganalisis
puisi yang dikasih minggu lalu. hhmmm....
Duduk dari siang sampai magrib di kantor sambil online
gratis, karena kantor punya sambungan wifi yang tersambung dari universitas
swasta yang ada di sebelah kantor persis. Sambil online, chating, mengunggah
beberapa tulisan ke blog, ngetwit, makan camilan yang aku beli, chatingan lagi,
ngetwit, terus menerus seperti itu. Sampai sore. Dan sepanjang sore itu,
keinginan untuk menikmati beberapa batang rokok masih mengusikku. Aku berusah
mengusirnya, tapi tetap saja tidak bisa.
Akhirnya aku menyerah. Sewaktu pulang, aku mampir lagi ke
mini market, seperti yang aku sebutkan tadi. Aku mencari satu bungkus yang
berisi 16 batang. Sewaktu si mbak kasir menyebutkan harga, buru-buru aku
meralat, dan menggantinya dengan bungkus yang lebih kecil, isi 12 batang. Aku tersenyum
puas. Mudah-mudahan ini bisa membuatku sedikit tenang, dan membunuh rasa
penasaranku yang sedari tadi
menggangguku.
Waktu sudah magrib. Awalnya aku pengen menikmatinya di depan
stasiun tugu sambil menikmati kereta yang lewat, dan suasana sore di Malioboro.
Wah, mbayanginnya kayaknya enak banget. Tenaaaaaanggg.. gitu. Tapi,
aku inget, belum shalat magrib. Aku bergegas menuju sekitar jalan oka, mampir
ke masjid Syuhada untuk shalat magrib. Selesai shalat, pengen ngelanjutin niat
awalku untuk menikmatinya di depan stasiun tugu, atau mungkin di sekitar
trotoar jalan Mangkubumi (depan Tugu Jogja). Tapi, males kalau harus
muter-muter.
Setelah melajukan sepeda motorku nggak tentu arah, akhirnya
aku terdampar di glanggang mahasiswa, tepatnya di sekretariat unit Selam UGM. Yah,
aku labuhkan pilihanku di sana. Ketika akan membuka bungkusan dan menyulut satu
batang, temanku komentar. Katanya, "Aku
baru tau kalau kamu ngerokok. Lagi galau po?" Aku mengiyakan. Terus, dia tanya
lagi, "Emang kalau galau harus ngerokok ya? Udah, nggak usah ngerokok. Aku tuh
udah salut sama kamu karena nggak ngerokok, tapi malah ngerokok."
Aku jawab kalau sebenernya aku udah lama ngerokok, tapi sekarang
udah nyaris nggak pernah. Beberapa kali doank. Terus, dia nambahin lagi, "Ya itu
udah bagus. Udah, sini aku minta."
Aku sedikit kaget, aku kira dia mau ngerokok juga. "Weh,
nggak usah, cewek nggak boleh ngerokok." Terus, dia bilang, "Sapa juga yang mau
ngerokok, aku pengen buang rokokmu biar kamu nggak ngerokok."
Aku berkilah, "Udah, nggak apa-apa. Sekali aja. Dari kemaren
pengen banget nih." Dan akhirnya aku menikmatinya. Ah, nikmat banget. Dari sekian
kali merokok, baru kali ini aku menikmatinya, benar-benar terasa nikmat. Selesai
batang pertama, aku lanjut ke batang kedua. Nikmatnya masih terasa. Aku jeda
beberapa saat. Kemudian lanjut ke batang ketiga. Ah, gila sekali aku malam ini,
dalam waktu kurang dari sejam sudah habis tiga batang. Biasanya aku hanya
sekedar ikut teman saja, sebatang cukup. Tapi, malam ini benar-benar gila.
Belum selesai batang ketiga, tiba-tiba kepalaku terasa
pusing, seperti diketuk-ketuk dengan palu. Itu, terus berlanjut. Pusing itu
tetap terasa. Dan, sekarang aku menghisap batang keenam. Kenikmatan sudah tidak
lagi aku rasakan seperti di awal.
http://enkiwockeez.files.wordpress.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar