Kamis, 10 November 2011

Aku Ingin Menikmatinya Malam Ini


Agak kabur juga mau mendeskripsikan apa yang aku rasain sekarang. Sedikit risau (untuk tidak mengatakan galau), pusing, bingung mau ngapain, ya intinya kalau itu semua dijadikan satu jadinya galau. Tapi, nggak tau apa sumber masalahnya. Memang sih, galau itu tidak mengenal latar belakang masalah. Bisa aja seseorang yang tenang, nggak ada hujan atau sedang grimis, sedang di jalan atau di pesta rame-rame, galau pasti menghinggapi. Ya, itu lah galau.

Tapi, di sini aku bukan pengen ngomongi masalah galau atau semacamnya. Aku cuma mau cerita tentang apa yang aku rasakan sekarang. Dua hari ini, ya bilang aja seperti itu, aku ingin mencari kondisi tempat yang tenang, sejuk, mungkin seperti pantai dengan deburan ombak dan suasana senja yang menakjubkan. Atau mungkin suatu tempat di atas pohon di ketinggian, sendiri, diterpa angin yang berhembus sepoi-sepoi hingga kencang membelai rambutku yang ikal bergelombang pasang terbentur karang dan terdampar di pinggiran pasir pantai. Tapi, malam ini, sejak sore tadi, aku ingin sekali menikmati beberapa batang rokok.

Ah, entah darimana keinginan itu muncul, benar-benar secara tiba-tiba dan tidak dengan latar belakang masalah atau sebagainya. Sewaktu sore tadi aku mampir ke mini market, sebut saja indomaret, aku memperhatikan barisan rokok dengan berbagai merek dibariskan dengan rapi di belakang kasir. Bingung aku mencari rokok yang pas, dengan keinginanku dan terutama kondisi dompetku. Tetapi, kuurungkan. Aku mengambil susu kotak, biskuit crackers, dan minuman soda. Kemudian mampir ke kantor karena dosenku sms kuliah hari ini diganti dengan tugas, dia lagi “mabuk” dan kami diminta menganalisis puisi yang dikasih minggu lalu. hhmmm....

Duduk dari siang sampai magrib di kantor sambil online gratis, karena kantor punya sambungan wifi yang tersambung dari universitas swasta yang ada di sebelah kantor persis. Sambil online, chating, mengunggah beberapa tulisan ke blog, ngetwit, makan camilan yang aku beli, chatingan lagi, ngetwit, terus menerus seperti itu. Sampai sore. Dan sepanjang sore itu, keinginan untuk menikmati beberapa batang rokok masih mengusikku. Aku berusah mengusirnya, tapi tetap saja tidak bisa.

Akhirnya aku menyerah. Sewaktu pulang, aku mampir lagi ke mini market, seperti yang aku sebutkan tadi. Aku mencari satu bungkus yang berisi 16 batang. Sewaktu si mbak kasir menyebutkan harga, buru-buru aku meralat, dan menggantinya dengan bungkus yang lebih kecil, isi 12 batang. Aku tersenyum puas. Mudah-mudahan ini bisa membuatku sedikit tenang, dan membunuh rasa penasaranku yang sedari  tadi menggangguku.

Waktu sudah magrib. Awalnya aku pengen menikmatinya di depan stasiun tugu sambil menikmati kereta yang lewat, dan suasana sore di Malioboro. Wah, mbayanginnya  kayaknya enak banget. Tenaaaaaanggg.. gitu. Tapi, aku inget, belum shalat magrib. Aku bergegas menuju sekitar jalan oka, mampir ke masjid Syuhada untuk shalat magrib. Selesai shalat, pengen ngelanjutin niat awalku untuk menikmatinya di depan stasiun tugu, atau mungkin di sekitar trotoar jalan Mangkubumi (depan Tugu Jogja). Tapi, males kalau harus muter-muter.

Setelah melajukan sepeda motorku nggak tentu arah, akhirnya aku terdampar di glanggang mahasiswa, tepatnya di sekretariat unit Selam UGM. Yah, aku labuhkan pilihanku di sana. Ketika akan membuka bungkusan dan menyulut satu batang, temanku komentar. Katanya, "Aku  baru tau kalau kamu ngerokok. Lagi galau po?" Aku mengiyakan. Terus, dia tanya lagi, "Emang kalau galau harus ngerokok ya? Udah, nggak usah ngerokok. Aku tuh udah salut sama kamu karena nggak ngerokok, tapi malah ngerokok."
Aku jawab kalau sebenernya aku udah lama ngerokok, tapi sekarang udah nyaris nggak pernah. Beberapa kali doank. Terus, dia nambahin lagi, "Ya itu udah bagus. Udah, sini aku minta."

Aku sedikit kaget, aku kira dia mau ngerokok juga. "Weh, nggak usah, cewek nggak boleh ngerokok." Terus, dia bilang, "Sapa juga yang mau ngerokok, aku pengen buang rokokmu biar kamu nggak ngerokok."
Aku berkilah, "Udah, nggak apa-apa. Sekali aja. Dari kemaren pengen banget nih." Dan akhirnya aku menikmatinya. Ah, nikmat banget. Dari sekian kali merokok, baru kali ini aku menikmatinya, benar-benar terasa nikmat. Selesai batang pertama, aku lanjut ke batang kedua. Nikmatnya masih terasa. Aku jeda beberapa saat. Kemudian lanjut ke batang ketiga. Ah, gila sekali aku malam ini, dalam waktu kurang dari sejam sudah habis tiga batang. Biasanya aku hanya sekedar ikut teman saja, sebatang cukup. Tapi, malam ini benar-benar gila.

Belum selesai batang ketiga, tiba-tiba kepalaku terasa pusing, seperti diketuk-ketuk dengan palu. Itu, terus berlanjut. Pusing itu tetap terasa. Dan, sekarang aku menghisap batang keenam. Kenikmatan sudah tidak lagi aku rasakan seperti di awal.  

http://enkiwockeez.files.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman