![]() |
bola.net |
Kemenangan Timnas U-19
Indonesia yang berjuluk “Garuda Muda” atas Timnas U-19 Korea Selatan dalam
pertandingan Final Grup Piala Asia U-19 dengan skor 3-2 membuat seluruh
masyarakat Indonesia merasa bangga. Saya salah satu orang yang merasa bangga
dengan kemenangan tersebut. Saya memang bukan seorang maniak sepak bola, hanya
beberapa laga internasional Indonesia yang saya tonton. Namun, menang ataupun
kalah, saya tidak merasa kecewa. Saya sadari perjuangan mereka sangat besar
untuk membela Indonesia di lapangan hijau.
Untuk permainan
semalam, saya seperti melihat karakter-karakter yang pantang menyerah,
orang-orang yang memang tulus dari dalam hati bermain untuk kejayaan Tim dan
Negara, bukan hanya kepentingan pribadi. Menurut saya, inilah permainan dengan
pola kerjasama yang sangat baik jika dibandingkan dengan Timnas yang lain.
Kerjasama yang baik ditambah semangat, kegigihan, stamina, dan kepercayaan diri
yang juga sangat luar biasa membuat mereka bisa menaklukkan banyak lawan yang
dianggap tangguh, salah satu di antaranya Tim Korea Selatan. Salah satu bentuk
kepercayaan diri “Garuda Muda“ yang saya perhatikan ketika mereka dengan
santainya “mempermainkan” beberapa pemain lawan. Ketika berada di area
pertahanan sang Juara bertahan 12 kali itu pun sama sekali tidak terlihat
kegentaran dari masing-masing pemain Timnas.
Seperti yang dilakukan
Ilham Armayn pada menit ke 85. Ketika itu ia berlari dengan membawa bola dari
sisi kanan dengan dikawal dua orang pemain Korea. Tanpa gentar, ia menerobos di
antara kedua pemain tersebut dan mengumpannya ke salah seorang pemain timnas
yang berada di depan gawang. Dengan menggunakan tumit, pemain tersebut memberi
umpan yang kemudian dilanjutkan dengan tendangan keras kapten Evan Dimas hingga
menghasilkan gol ketiga untuk Timnas Indonesia. Gol tersebut juga menjadi gol
ketiga yang dicetak Evan Dimas dalam pertandingan 12 Oktober malam itu.
Saya menjadi sangat
yakin bahwa kemenangan semalam bukan karena kebetulan dan keberuntungan.
Walaupun hanya dua kali pertandingan U-19 yang saya tonton (final piala AFF
U-19 dan Kualifikasi Piala Asia U-19), tetapi dari dua pertandingan tersebut
saya melihat banyak perbedaan dari Timnas U-19, jika dibandingkan dengan Timnas
Indonesia yang lain. Saya yakin, sangat yakin dua kemenangan ini memang murni
hasil dari kerja keras, semangat, kepercayaan diri masing-masing pemain, serta
kualitas dan kejelian Hendra Syafri sebagai pelatih. Secara luas, kemenangan
itu juga tidak lepas dari dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia.
Ketika pertandingan
Final Piala AFF U-19 melawan Vietnam kemarin, Tim Garuda Muda mampu menahan Tim
Vietnam dengan skor 0-0 hingga dua kali pertambahan waktu. Padahal Vietnam
telah mengalahkan Indonesia pada kualifikasi grup dengan skor 2-1. Dalam
pertandingan ini, saya melihat semangat dan kegigihan yang tidak ada habisnya
dari Evan Dimas dan kawan-kawan. Bahkan beberapa kali selama babak tambahan
waktu, satu persatu pemain vietnam terjatuh karena kelelahan. Mereka seperti
kewalahan mengimbangi permainan Tim Garuda Muda.
Segala kekurangan
pasti ada. Namun, melihat kualitas dari para pemain muda ini, saya melihat
harapan kejayaan pesepakbolaan Indonesia dari pundak mereka. Setidaknya untuk
saat ini. Untuk ke depan, saya tidak tahu. Itu semua tergantung bagaimana sikap
dan pola bimbingan yang akan diterapkan kepada mereka nantinya. Semoga tidak
ada lagi campur tangan politik kotor yang “merusak” persepakbolaan Indonesia.
Terakhir, saya ingin
sampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, lebih baik berdoa, beri mereka
dukungan positif ketika mereka kalah dalam pertandingan daripada memberi kritik
bodoh yang tidak memberi solusi. Jika hanya bisa mengomentari, official sudah
punya komentator sendiri. Lebih baik hemat energi untuk urusan Anda sendiri.
Jangan kotori semangat dan kepercayaan diri Tim Garuda Muda dengan kata-kata negatif
Anda. Terima kasih.
Ardian
Bukan Pengamat Sepak
Bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar