Jumat, 26 Juli 2013

Ambisioner dan Penerima



sumber google.com
Banyak orang yang berambisi mendapatkan apa yang ia impikan. Mereka yang gigih pasti dapat menggapai apa yang diinginkan. Ambisi dimiliki oleh orang-orang yang punya jiwa keras pantang menyerah, semangat yang tidak pernah padam. Mereka punya fokus tujuan yang jelas, dan perencanaan yang matang. Semangat mereka seperti gas bumi abadi yang tidak pernah habis hingga mereka mati, selalu menyulutkan api semangat. Mereka belajar dari kegagalan yang mereka alami, keberhasilan orang lain, untuk menggapai keberhasilan mereka sendiri. Kepuasan hampir tidak ada dalam kamus hidup mereka. Karena kepuasan hanya akan membuat mereka terlena, dan kelenaan mirip seperti air yang memadamkan api semangat mereka. Itu sebabnya mereka diajarkan untuk tidak mengenal arti kepuasan.

Tantangan adalah makanan yang membuat mereka hidup. Jika tidak ada tantangan, sama saja membunuh mereka secara perlahan. Tanpa tantangan, hidup mereka monoton. Kemonotonan menghapus semangat, dan akhirnya membunuh ambisi, yang sama saja, membunuh mereka. Para ambisioner selalu mencari tantangan. Apapun itu. Tapi entah dengan ketidakpastian, apakah mereka tertantang atau tidak.

Para ambisoner adalah pembelajar yang baik. Mereka belajar dari segala hal yang ada di depan mereka, kegagalan, keberhasilan orang lain, sejarah, termasuk tantangan.

Tetapi ada kalanya para ambisioner lemah. Yaitu ketika ambisi telah memerangkapnya. Hidupnya diisi dengan segala ambisi-ambisi yang selalu ingin ia taklukkan hingga terkadang mereka lupa untuk menikmati apa yang telah mereka raih. Lupa memperhatikan sekelilingnya, orang-orang sekitarnya karena hidupnya terfokus dengan ambisi-ambisi, dengan tantangan, dengan target-target pencapaian yang tidak akan pernah habis. Seringkali kesadaran mereka akan hal tersebut datang pada masa akhir, ketika mereka tergolak di rumah sakit dengan selang panjang yang menyambung nyawanya. Hati mereka kering, kesepian, hanya suster berpakaian putih-putih yang sesekali menemaninya.


sumber google.com
Di samping para ambisioner, ada para penerima. Mereka adalah orang-orang dengan rasa syukur tertinggi dan sabar yang melebihi batas. Mereka menerima apa pun yang mereka dapatkan. Bagi mereka, penerimaan adalah ungkapan rasa syukur atas apa yang telah diberikan. Mereka memiliki ambisi, visi-misi, impian dan cita-cita, tetapi mereka lebih menerima realitas. Bagi mereka, tidak semua kenikmatan yang mereka rasakan saat ini juga diraskan oleh orang kebanyakan. Mereka menikmati itu. Tidak peduli dengan mimpi-mimpi dan ambisi jika tujuan akhirnya ingin mereka dapatkan adalah kebahagiaan. Letak kebahagiaan adalah penerimaan.

Menurut mereka, jika kita mampu menerima apa yang telah diberikan kepada kita, itu tandanya kita sudah mendekati kebahagiaan. Kenapa hanya mendekati? Menurut mereka, tahap selanjutnya dari penerimaan adalah ikhlas. Kalau sudah sampai di sini, itu berarti kita sudah bahagia. Penerima dengan ikhlas apa yang diberikan walaupun itu bukan harapan awal kita, saat itulah kita telah mencapai kebahagiaan hidup.
Tantangan bagi para Penerima adalah pelengkap, terkadang mereka menginginkan tetapi tidak terlalu membutuhkan. Bagi mereka, jika ada yang tanpa risiko, kenapa harus mencari risiko? Lebih lagi dengan ketidakpastian, tidak akan mereka ambil.

Seperti para ambisioner, para Penerima juga menjadi lemah. Mereka lemah dengan terus menerima. Tidak semua keadaan bisa diterima oleh hati mereka. Ketika hati mereka tidak mampu menerimanya, keikhlasan juga tidak didapat. Secara otomatis kebahagiaan yang menjadi tujuan mereka juga tidak bisa mereka rasakan. Mereka hidup para penyesalan dan kekesalan karena tidak pernah memperjuangkan keinginannya sendiri.

Tidak semua hal bisa diterima, terutama jika hal tersebut bertentangan dengan kehendak hati. Hati yang tidak bisa menerima tidak akan dapat memperoleh keikhlasan, dan penerimaan yang tidak disertai keikhlasan tidak akan dapat meraih kebahagiaan.

Tapi, di antara keduanya, ada juga yang secara cermat membaginya secara merata. 

25 Juli 2013

Ardian Justo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman