![]() |
sumber gambar : google.com |
Lagi hujan
nih di Jogja. Apa kabar di kota kalian? Beberapa hari ini cuaca Jogja memang
sedang tidak menentu, unpredictable banget.
Bisa aja pagi sampai siang panas, dan tiba-tiba malamnya hujan deras. Tapi
kalau hari ini memang tidak terlalu cerah sih, langit mendung sejak tadi pagi. Akhirnya
siang ini jutaan butir air turun serentak dari langit. Lumayan sih, sejuk,
puasa juga nggak terasa terlalu berat. Yap, memang salah satu keuntungan puasa
di Jogja tahun ini dengan cuaca yang sangat bersahabat banget. Beda banget
dengan tahun lalu di Binjai yang panas banget. Kalau siang enaknya tidur
beralaskan tikar di lantai sambil nyalain kipas angin. Besoknya langsung masuk
angin. Itu tahun lalu sih. Apa kabar Binjai tahun ini yak? Apa masih sepanas
biasanya? Semoga diberi kekuatan deh yak buat para muslim yang menjalankan
ibadah puasa di Binjai dan sekitarnya.
Beberapa
hari ini random banget, nggak ada kerjaan. Setiap hari sehabis sahur, shalat
subuh, ngaji, langsung tidur dan baru bangun jam sembilan atau kadang jam
setengah sebelas. Kadang bangun bisa langsung mandi, tapi seringnya tetep di
kasur, nyalain leptop, dan online. Sesekali keluar kamar, nyalain motor, terus
jalan-jalan ke kampus. Kadang beruntung kalau di kampus ada temen. Kalau nggak
ada, lebih random lagi. Sampai di kampus nasuk ke parkiran, keliling sampai
mushala, perpus, nggak ada orang langsung balik badan ke parkiran lagi, ambil
motor, pulang. Kadang mampir ke kos temen. Sampai sana tiduran. Atau balik ke
kos lagi. Sampai di kos ya online lagi. Kalau nggak ya tidur atau baca novel
sambil nunggu buka.
Yak, inilah
masa-masa yang harus dijalani sebagai penyandang status baru, pengangguran
alias Job Seeker.
Belom ngelamar
kemana-mana sih. Baru pengen aja, ada beberapa yang harus disiapkan sebelum
memutuskan untuk melamar kerja. Nggak lama, cuma 3-6 bulan. Persiapan ini
penting menurutku sebelum akhirnya aku memutuskan untuk melamar kerja sekarang
tapi akhirnya nggak ada waktu lagi. lebih baik disiapkan sekarang. Ya walaupun
harus mengorbankan waktu sebagi fresh
graduate. Kalau kata temenku yang, sepertinya, sudah cukup berpengalaman
dalam hal lamar-melamar kerja tapi sampai sekarang belom dapat kerja, kalau
udah lama mengganggur bakal menjadi pertimbangan kesekian oleh pihak perusahaan
dibanding mereka yang fresh. Sebab,
menurut temanku itu, mereka yang masih fresh
masih mudah diatur sesuai kriteria yang diinginkan perusahaan dibanding
mereka yang udah nggak fresh lagi.
Mereka yang udah nggak fresh lagi
pola pikirnya sudah banyak terpengaruh dengan dunia luas, kebebasan, dsb.,
jadi, menurut temenku itu, bakal menjadi masalah bagi perusahaan dan lebih susah
di atur sesuai kriteria perusahaan. Kecuali jika yang udah nggak fresh itu punya pengalaman organisasi
atau kerja yang cukup banyak dan dibutuhkan perusahaan.
Aku nggak
tau sih seberapa banyak pengalaman yang aku punya, kemampuan yang aku bisa,
tapi aku tetap yakin dapet kerjaan yang baik. Ada banyak perusahaan, ada banyak
peluang kerja, banyak posisi yang diinginkan, mungkin sebagian besar menolak.
Ya nggak masalah. Karena kita cuma butuh satu posisi kan? Selagi punya
idealisme, dinikmati aja. Ada saatnya kok. Ada saatnya kita harus
mempertimbangkan dengan sangat matang apakah kita harus tetap bertahan dengan
idealisme yang kita pegang atau beralih ke realitas (jika idealisme itu dirasa
kurang sesuai dengan realitas).
Saat ini
sih aku masih pengen ngejer idealisme yang udah aku pegang. Ya pengen aja
ngerasain kerjaan yang udah dipengeni sejak lama. Kalaupun nantinya tetap nggak
dapet juga, ya terima aja apa yang ada.
Jogja udah
nggak ujan. Sekarang sudah sore. Mendadak matahari muncul dari balik awan gelap
yang sedari tadi membumbung Jogja, menyinari sore kota ini dengan cahaya
keemasannya. Sejak puasa, jalanan menjadi ramai. Ada banyak penjual takjil
berjejer di sepanjangan jalan. Nggak tau deh makanannya terjamin sehat atau
nggak. Tapi ya banyak juga tuh yang mampir beli.
Mulai jam
lima sore, masjid-masjid di sekitar Jogja mulai ramai oleh aktivitas jamaah
yang kebanyakan anak muda, mungkin mahasiswa dan pengangguran seperti aku,
mencari takjil gratis. Hampir seluruh masjid di Jogja pasti menyediakan takjil
gratis. Mungkin begitu perhatiaannya mereka terhadap mahasiswa dan para
pengangguran sehingga diberi takjil gratis. Bagi yang aktif, setiap sore mereka
akan berkeliling dari masjid ke masjid. Kemudian membuat semacam catatan dan
daftar masjid yang takjilnya paling enak. Kalau sudah lengkap, dirangkum,
dijilid, kemudian tahun depan dijual. Pasti laku keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar