Tapi tadi setelah makan batagor di depan selokan mataram dekat fakultas
kehutanan, yang niat awalnya pengen makan di angkringan, langsung
menggelindingkan rota motor ke arah lempuyangan. Ini juga tanpa rencana. Setelah
melewati jalan layang lempuyangan, kemudian berbelok ke stadion mandala krida,
lurus terus melewati kantor walikota Jogjakarta, belok ke kiri melewati SMA 8,
Gembira Loka, JEC, jembatan layang Janti, babarsari, akhirnya sampai di selokan
mataram. Mendekati OB, saya bertemu dengan salah seorang teman satu fakultas
sekaligus teman satu kelompok ketika ospek fakultas dulu. Namanya Luthfi. Dia berjalan
kaki dari kosnya ke Babarsari mengunjungi temannya. Ketika bertemu di selokan
mataram itu, dia sedang menuju ke gejayan, menuju warung kopi Lidah Ibu.
Yap, sekarang di sinilah saya. Warung Kopi Lidah Ibu. Walaupun ini
warung kopi, tapi cukup nyaman buat belajar, nulis, ataupun baca. Di sini
memang disediakan berbagai jenis buku bacaan. Jadi, bagi orang-orang yang
nyaman dengan suasana belajar seperti ini memang atmosfernya cukup kondusif
buat belajar. Kecuali jika nanti ada beberapa orang yang datang dengan membawa
kerusuhan, berisik, dan membuyarkan kekondusifan suasan di sini.
Satu lagi yang membuat warung Kopi Lidah Ibu ini memang cukup kondusif
untuk belajar adalah setting tempatnya yang memang ditata sedemikian rupa untuk
belajar. Di beberapa meja disediakan colokan untuk laptop, dan koneksi wifi
yang cukup lancar untuk lebih dari sekedar browsing, bersosmed, dsb.
Jika mampir ke Jogja, atau bagi yang memang berdomisili di Jogja ingin
mencari tempat nongkrong, diskusi komunitas, atau sekedar nongki-nongki oke bisa
lho mampir ke sini. Hmm.. saya sebenernya bukan promosi, tapi cuma merekomendasikan
aja lho. Hehehe.
Tempatnya di depan SMA Pembangunan Gejayan, dekat dengan Sanata Dharma. Kalau
mau ke sini, coba aja Tanya ke orang-orang SMA Pembangunan itu mana. Nanti
ditunjukkan kok. Trus, cari deh warung kopi Lidah Ibu. Selamat mencari yak.
Ardian Justo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar