sumber : google.com |
Aku lupa kapan pertama kali aku mencoba kopi tanpa gula,
yang jelas aku merasa sensasi rasa pahit, getir, bahkan terkadang bercampur
dengan rasa kecut seperti yang dirasakan ketika meminum kopi di Sabang. Setelah
itu aku tidak berani mencoba kopi pait lagi selama beberapa saat. Jika diajak
ke warung kopi dan memesan secangkir kopi tanpa gula, aku selalu meminta gula
dan kutambahkan sendiri. Tidak banyak, hanya sedikit saja untuk mengurangi rasa
pahitnya. Namun, akhirnya aku memberanikan diri meminum kopi pahit. Hingga
sekarang, aku seperti ketagihan kopi. Bahkan hanya mencium bau bubuk kopinya
saja aku merasa fly seperti anak-anak
jalanan yang ngelem.
Ketika aku membuat kopi exelso yang kubawa dari Jogja
(padahal di sini juga ada) dan kubuat tanpa gula, keluargaku banyak yang heran
dan berkata aneh. Bahkan mamak marah-marah kalau aku bikin kopi pahit, katanya
harus dikasih gula biar gak masuk angin, maag, dan bisa ngerusak mata. Konon
katanya kopi bisa meningkatkan asam lambung, terutama bagi penderita maag, tapi
kalau ngerusak mata aku belum pernah dengar. Kata bapak, “Ya ngerusak mata
kalau sendok kopinya keculek.” Hahaha.
Memang tidak sering minum kopi, bahkan bisa dikatakan
jarang. Lebih lagi warung kopi di Medan tidak banyak dan tidak semurah di
Jogja, jadi kalau mau minum kopi lebih baik beli bubuk kopi dan membuat sendiri
di rumah. Walaupun masih belum tau gimana takaran yang pas, tapi lumayan
nikmatlah.
sluuuuurrpp...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar