Jumat, 04 Juli 2014

Ngomongin Dunia yang Berputar

Gambar dari Google.com
Aku termasuk orang yang percaya bahwa keadaan selalu berputar; tidak selamanya kita berada di atas, begitu juga sebaliknya. Orang sering mengibaratkan hidup ini seperti roda yang berputar. Ya, semua pasti berputar, berubah arah, berganti posisi; saling mengisi, saling menggantikan. Tujuannya agar manusia menjadi bijaksana, merasakan apa yang dirasakan orang lain. Keadaan yang mungkin dulu dicaci atau dihindari, kemudian harus dihadapi dan dijalani sendiri. Tidak ada lagi mata memandang merendahkan, kata-kata mengumpat dan mencibir hina kepada orang lain yang keadaannya tidak sebaik dirinya.

Pun dalam posisi ketika kita membutuhkan orang lain dan orang itu bersikap acuh seakan tak akan pernah membutuhkan orang yang membutuhkannya, sehingga ia bisa bersikap seenaknya layaknya orang yang dibutuhkan, dipuja. Mereka juga akan digulingkan pada posisi dimana mereka membutuhkan oranglain. Entah nanti apakah mereka mendapatkan balasan yang sama seperti perlakuan mereka kepada orang lain, atau mungkin tidak. Memang tidak semua orang mendapatkan tanggapan buruk dari keadaan mereka; seperti dicibir, diacuhkan, dihina, dan sebagainya. Semua tergantung dari siapa yang ia hadapi, karena setiap orang tidak sama. Jika semua orang sama, membalas ketika mengingat perlakuan orang yang menghinanya, maka dunia ini tidak lain hanyalah lingkaran setan. Isinya hanyalah orang-orang pendendam yang menunggu kesempatan untuk membalas dan melampiaskan dendamnya.

Keadaan membuat kita belajar tentang kesabaran, pendewasaan, dan kebijaksanaan. Jika keadaan membuat kita sadar siapa diri kita, maka ketiga pelajaran itu akan kita dapatkan. Jika keadaan hanya membuat kita terus mengeluh, tidak akan ada yang kita dapatkan. Dan, yakinlah, keadaan itu akan berulang lagi nantinya. Tuhan ingin kita belajar dari keadaan yang ia berikan kepada kita. Jika kita salah menanggapi pelajaran darinya, maka kita dianggap tidak lulus. Kemudian Dia akan memberikan soal yang sama dalam bentuk yang berbeda sampai kita memahami maksud-Nya. Apabila lulus, kita akan naik ke level berikutnya.

Keadaan buruk bukanlah kutukan, dan keadaan baik tidak selamanya anugrah. Setiap keadaan adalah ujian berisi pelajaran. Penerimaan adalah kuncinya. Penerimaan adalah bentuk lain dari rasa syukur atas setiap keadaan yang diberikan Tuhan kepada kita. Ibarat luka, kesadaran terhadap luka membuat kita menerima keadaan sakit yang ditimpakan kepada kita. Obat-obatan adalah sebentuk penerimaan terhadap luka tersebut.

Paham gak? Gak paham ya gak usah dipaksa. Aku juga bingung.

Yaudahlah, udah malem juga ini. Di sini udah jam 00.40 wib, tanggal 04 Juli 2014. Sekarang bulan ramadhan. Tidak usah begadang, besok saurnya telat lho.

2 komentar:

  1. Nggih mas Ardi... :) hidup mah suka begitu, kadang dibawah, kadang dibawaaahh bangett

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaa.. iya mbaknya.. trus kalo udah di atas trus ke atas terus...

      Hapus

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman