www.usahataqwa.com |
Sore kemarin ketika kami hendak ke laut mencari
data melewati rumah yang ada di ujung desa, beberapa anggota keluarga menangis.
Kata pak Kades Tuada, putra bapak Hasan, kepala BPD desa Tuada meninggal
sekitar jam lima sore. Ia meninggal di rumah salah satu anak pak Hasan di
Jailolo. Kami langsung berbalik ke rumah pak Kades, tempat kami tinggal empat
hari ke depan dan tidak jadi mengambil data. Malamnya kami mengunjungi rumah
duka. Pak Hasan menemui kami di teras rumah, ia terlihat tegar. Aku mendengar
sesenggukan dari dalam rumah. Pak Hasan banyak bercerita tentang almarhum. Sebenarnya
almarhum adalah putra angkat pak Hasan karena beliau tidak memiliki anak
laki-laki. Almarhum baru lulus kuliah tahun lalu di Ambon.
Salah seorang perempuan keluar memanggil pak
Hasan sambil membawa handphone, ada yang ingin bicara katanya. Pak Hasan masuk
ke dalam menerima panggilan. Beberapa saat kemudian pak Hasan kembali. “Pacar
almarhum,” kata pak Hasan. “Tidak bisa datang ke sini karena di rumah juga
sedang terkena musibah,” ujarnya. Pak Hasan juga bercerita, rencananya dalam
waktu dekat ini saya mau diajak ke Seram (pulau Seram, Maluku) menemui keluarga
si perempuan. Namun, Allah punya rencana yang lebih baik.
Jujur, setiap kali datang ke tempat orang yang
meninggal aku selalu merasa takut. Kadang ketika mendengar kabar ada seseorang
yang masih seusiaku meninggal, aku sering memikirkan bagaimana jika aku
meninggal dalam waktu dekat? Diusiaku saat ini, aku merasa dosaku terlalu banyak
untuk menghadapi kematian. Bukan kematiannya yang ditakuti, tetapi saat setelah
kematian itu yang aku takuti.
Aku sering mendengar orang merasa tidak takut
dengan kematian. Mati memang tidak perlu ditakuti, karena semua orang pasti
akan mati pada akhirnya. Mati adalah bagian dari proses kehidupan yang harus
dan pasti akan dilalui. Begitu komentar orang-orang. Mengenai berbagai
peristiwa yang akan terjadi setelah kematian, ada orang yang mengkhawatirkan
ada juga yang menanggapinya dengan tenang. Mereka yang tenang, biasanya
berpikir bahwa belum pernah ada yang bisa membuktikan semua kejadian itu memang
ada sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan. Bagi mereka hidup ini mudah,
begitu juga kematian dan segala kejadian yang ada setelahnya. Hadapi saja, semuanya
pasti kita hadapi.
Namun, aku tetap ketakutan. Aku salah satu
orang yang percaya bahwa kejadian-kejadian, siksaan, pertanggungjawaban setelah
kita mati itu benar. Kita memang menghadapinya, tetapi pertanggungjawaban itu
yang aku belum siap dan aku takutkan. Ketika kutimbang, terlalu banyak dosa
yang telah aku lakukan ketimbang amalan baik. Aku sadar dengan dosaku, aku
sadar dengan kematian yang sewaktu-waktu akan datang menjemputku, aku sadar
bahwa segala pertanggungjawaban pasca kematian itu pasti terjadi, tetapi segala
perbuatan dosa itu juga dengan sadar tetap aku lakukan. Aku percaya semuanya.
Segala yang disebutkan dalam Al-Quran aku percaya.
Dan, semoga bisa menjadi lebih baik sehingga
aku siap ketika sesuatu yang kematian itu datang. Tidak hanya saat kematiannya,
tetapi semua proses setelahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar