Minggu, 02 Februari 2014

Film Fiksi Sejarah, Katanya


google.com
Di kampungku, film fiksi epik sejarah seperti Raden Kian Santang, Gadjah Mada, dan film-film lainnya masih banyak diminati, terutama di kalangan orang tua dan anak-anak. Mereka terlihat cukup menikmati, sama seperti ketika dulu aku begitu menikmati menonton serial Angling Dharma, Tutur Tinular, dan Misteri Gunung Merapi. Kisah-kisah epik yang mengambil seting sejarah terkadang sangat memaksakan dan menjadi tidak masuk akal. Hal yang cukup menonjol adalah adanya salah satu pemeran wanita yang mengenakan jilbab. Film itu kan mengambil setting sejarah, kenapa ada yang mengenakan jilbab dengan style jaman sekarang? Ini mencemarkan citra sejarah yang berusaha dibangun dalam film tersebut, walaupun sebenarnya sudah sangat kacau tanpa adanya pemeran berjilbab tersebut.

Para pemeran dalam film film tersebut juga terlihat sekali dipaksakan, berusaha dibuat kaku agar terlihat memiliki karakter tertentu. Malah hasilnya membuat karakter tokoh tersebut terlihat kaku dan buyar.


Ah, aku tidak bisa mengkritik lebih banyak karena sejujurnya aku tidak pernah menonton secara penuh, hanya sekilas-kilas saja. 

Ah, biarlah. Setidaksuka apapun kita kepada film-film seperti itu, di belahan daerah lain, banyak orang yang masih sangat menikmatinya. Entah sebagai hiburan atau dongeng sejarah masa kecil dulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman