Kamis, 06 Desember 2012

Praktik Tak Semudah Konsep!



inspirably.com

 Iklan itu emang bener sih. Kalau dilihat realitanya, banyak banget orang-orang atau kelompok-kelompok yang cuma bisa berkoar-koar di kandang, tetapi ketika menghadapi permasalahan secara langsung ya kecut juga. Memang itu gak semua. Tetapi secara umum, itu cukup mewakili.
Kita hidup di dunia nyata, bukan di dunia konsep. Kalau waktu cuma dihabiskan untuk membahas beraneka konsep tetapi prakteknya tidak pernah berjalan, ya sama aja. Malah seringkali, konsep yang sudah dibahas sangat matang, siang-malam, bahkan sampe gak mandi juga gak makan, tidak tidak bisa dilaksanakan karena tidak sesuai dengan keadaan lapangan.
Konsep memang penting, tetapi harus dibarengi dengan survey lokasi dan masalah yang memang sedang terjadi di lapangan. Membahas masalah yang tidak pernah atau belum terjadi malah justru membuat masalah. Tetapi, itu semua masih lebih baik daripada punya banyak konsep tetapi ketika diminta mempraktekkan di lapangan tidak bisa! Sangat-sangat memalukan.
Ada sedikit cerita untuk hal ini. Ada seorang cowok, jomblo, sedang tertarik dengan salah seorang cewek. Suatu ketika cewek tersebut, bersama teman-temannya sedang mencari dana untuk kegiatan mereka dengan menjual bunga mawar di perempatan jalan. Si cowok punya rencana untuk mengungkapkan perasaannya. Ia akan pura-pura melewati perempatan tempat ia berjualan, kemudian berhenti ketika lampu merah menyala. Cewek tersebut akan menghampirinya dan menawarkan bunga kepadanya. Kemudian Ia membeli satu mawar dan memberikannya kepada cewek itu sekaligus mengungkapkan perasaannya. Ia membayangkan bisa berhasil mendapatkan cewek yang selama ini ia kagumi. Ah, rencana yang sempurna. Saatnya eksekusi....
Cowok tersebut melakukan rencananya. Seperti yang dibayangkan, cewek itu menghampirinya dan menawarkan bunga kepadanya. Sempurna! Sekarang tinggal melakukan rencana selanjutnya. Tetapi, cowok itu malah diliputi keraguan yang tidak jelas muaranya. Ia takut jika ternyata cewek tersebut menolaknya, kemudian marah, kemudian mereka menjadi saling berjauhan dan tidak lagi saling sapa. Ia tidak mau hal itu terjadi, lebih baik berteman saja daripada mengungkapkan perasaan tetapi malah nantinya jadi tidak berteman lagi. Akhirnya, karena keraguan yang tidak berdasar itu, ia menolak membeli bunga yang ditawarkan cewek tersebut. Ketika lampu hijau menyala, ia berlalu dengan perasaan menyesal.
 Contoh lain, seorang aktivis lingkungan menyerukan untuk menjaga menjaga kebersihan. Siap menegur siapapun yang membuat sampah sembarangan. Suatu kali, ketika ia mengikuti sebuah seminar. Ada seorang dosen yang membuang bungkus snack sembarangan. Ia udah bersiap menegur orang tersebut. Tetapi, setalah tau ternyata ia adalah dosen yang cukup disegani di kampus tersebut, akhirnya ia mengurungkan niatnya. Ia sungkan dan merasa tidak enak hati untuk  menegur dosen tersebut. Akhirnya ia berkumpul dengan teman-temannya dan berpura-pura tidak tahu kejadian tersebut.
Ah, begitulah. Praktik lapangan tidak semudah menyusun konsep. Tetapi, dalam beberapa hal dan bagi sebagian orang, praktik lebih mudah daripada teori. Sinkronisasi antara keduanya juga penting dan diperlukan.
Apapun itu, silakan membuat perubahan dengan caramu sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman