Kenapa setiap orang butuh “pelarian”? Pelarian dari apapun,
tetapi biasanya pelarian dari masalah yang sedang dihadapi; entah itu masalah
cinta, pekerjaan, studi, ataupun pelarian dari lingkungan sosial. Ya, setiap
orang perlu untuk “melarikan diri” dari masalahnya untuk sekedar mencari udara
segar. Pelarian biasanya karena jenuh. Pelarian ke hal-hal apapun yang dianggap
membuat seseorang itu bisa lepas sejenak dari masalahnya. Ya, tujuannya emang sekedar me-refresh otak
aja. Akan tetapi, ada juga yang menjadikan pelariannya menjadi rutinitas yang
dilakukan terus menerus.
Kadang, orang yang sedang dalam masalah gak pernah berpikir
pelariannya itu bakal merugikan orang lain atau tidak. Maklum saja, dia aja
sedang dalam masalah, mencari jalan untuk bisa me-refresh kembali pikirannya.
Gimana dia mau mikir hal seperti itu? Yang dipikir pertama kali pasti
ketenangan untuk diri sendiri. Lebih lagi jika ada teman yang malah ikut
memprovokasi. Wah, orang yang sedang dalam masalah mudah banget terpengaruh. Gampangnya,
kalo lagi ada masalah deket-deket sama temen-temen yang baik-baik, atau lebih
baik menyendiri dan melakukan hal-hal baik, misalnya banyak-banyak beribadah,
baca buku, menulis semua kegalauan, ya lumayan bermanfaat lah.
Kembali kepada pertanyaan awal, kenapa orang butuh pelarian?
Ibarat orang buta, pelarian seperti tongkat pegangan.
Pelarian itu diharapkan bisa membuat dia merasa nyaman, menikmati, dan bisa
membantunya berdiri tegap, tidak jatuh kepada stress yang berlebihan. Ya,
intinya di situ.... sesuatu yang dijadikan pelarian harus membuatnya merasa
nyaman, tenang, dan bisa sejenak melupakan masalahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar