Tidak ada dalam ingatan
Duri-duri yang telah terinjak
Batu yang telah dihempaskan
Mampu kembali dalam setiap launan
Aku hanya berdiri di sini
Menatap pada sunyi
Bernyanyi dalam sepi
Lamunanku lamunanmu
Kita bertemu dan beradu
Menusuk dalam hati yang tak
mungkin luka
Bernanah luka hingga tersayat
Kemana kakimu akan berjalan?
Aku tidak tahu. kau lebih tahu.
Hilang sudah semua rasa
Ketika mata yang ada hanya jadi
jamuan rasa bersalah
Lebih baik kita tidak di sini.
Melihat orang-orang berteriak lantang hanya membuat kuping kita semakin pekak
Aku masih ingin mendengar
Lagu-lagu yang terlantun dari
desiran ombak, dedaunan yang bergoyang, lampu yang menyala, air yang mengalir,
kayu yang jatuh dan patah pada satu atau dua
Jangan butakan mataku
Warna-warna ini takkan lagi
cerah,
Mata-matamu yang melingkar takkan
lagi memudar
Dan, tanganku masih menggenggam
erat kayu yang kau berikan
Akan kulemparkan hingga ujung
permukaan tak lagi bersatu
Retak bergaris lurus
Remah gerimis berarus
Dan nantinya, semuanya akan lupa
Jalan ini hanya satu ujungnya
Tidak pernah melihat rasa yang
menuntun
Asa yang mati. Gagu. Ragu.
Tergugu. Lalu layu
Garis-garis daun terpanjar lurus
Gerugu baru tidak berdebu
Langit hanya bernyanyi sendu
Aku rindu, wajahmu dulu menatapku
Aku
Hati
Mati
Tuhan
Lali
03/12/2011
@ardianjusto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar