Sabtu, 17 Desember 2011

Gejalah Alienasi Sosial di Kalangan Siswa


Salah seorang siswa pernah suatu kali sewaktu berangkat sekolah handphone­-nya tertinggal di meja kamarnya. Seharian ia tidak tenang. Dari jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran selesai pikirannya selalu gelisah memikirkan HP-nya. Ketika sampai di rumah, mengucap salam seadanya, mencium tangan orangtua dengan tergesah-gesah, kemudian langsung masuk ke kamar mengambil HP-nya. Sewaktu dibuka, belasan sms dan miscall tertera di depan layar. Sontak saja dia langsung menyesal karena sudah teledor meninggalkan HP-nya di rumah, apalagi dari sekian sms yang masuk inbox, ada sms dari si dia. Dia langsung bersumpah tidak akan pernah lagi mengulangi keteledorannya.

Tetapi, kejadian itu kontras sekali dengan kejadian beberapa hari selanjutnya. Waktu dia baru keluar gang rumahnya, teringat kalau salah satu buku pelajarannya tertinggal. Tetapi, karena sudah terlanjur jalan, buku itu ia tinggal saja, agar tidak terlalu berat bawanya. Selama di sekolah ia tenang-tenang saja, serasa tidak ada yang kurang sesuatu apapun.

Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Sepenting apakah HP bagi siswa?
“HP itu segalanya bagiku,” ujar Dwi Retno Ambarsari seperti yang dilansir dari majalah Kuntum PP IPM Muhammadiyah. Menurut Siswi SMA Muh. Mlati Jombor, Yogyakarta ini, tanpa HP rasanya sepi. Kalau ada HP, banyak hal bisa dilakukan, seperti main game, nonton video, smsan, dll. “HP itu sudah seperti soulmate-ku,” tambahnya.

Dari hal tersebut, dapat dilihat bagaimana siswa tidak dapat terlepas dari HP. Ketika di kelas, beberapa siswa lebih memilih asyik dengan HP-nya daripada mendengarkan penjelasan dari guru. Pada waktu istirahat kelas atau sewaktu jam pelajaran kosong, kebanyakan siswa lebih memilih sibuk mengotak-atik HP daripada membaca buku di perpus, berdiskusi dengan teman-teman yang lain, malah parahnya lagi, ada yang menonton video terlarang. Belum lagi ketika ujian sekolah, tidak sedikit siswa yang mencontek lewat HP.
Mungkin inilah salah satu alasan kenapa beberapa sekolah, seperti Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah, Madrasah Mu’allimien Muhammadiyah Yogyakarta, SMA 3 Kediri, dan beberapa sekolah lain melarang siswa-siswanya membawa HP ke sekolah. Sekolah-sekolah seperti Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah dan Madrasah Mu’allimien Muhammadiyah Yogyakarta yang berbasis pondok pesantren telah sejak awal melarang siswa-siswanya membawa HP. Setiap awal ajaran baru, para siswa dan orangtua diminta menandatangani surat kesepakatan peraturan yang diterapkan oleh sekolah, salah poinnya adalah dilarang membawa HP. Jika kedapatan membawa, HP tersebut akan disita dan digadaikan. Adapun uangnya akan digunakan untuk keperluan madrasah dan siswa.

Proteksi dari Orangtua
Jika sekolah sudah berusaha untuk meminimalisir efek negatif dari penggunaan HP bagi siswa, orangtua juga diharapkan melanjutkan langkah tersebut di rumah atau lingkungan keluarga. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mengontrol anak dalam hal penggunaan teknologi. Seperti HP misalnya, meskipun dapat membantu dalam banyak hal, tetapi banyak hal negatif yang juga bisa menulari anak-anak melalui HP. Sering mengecek isi HP anak merupakan salah satu bentuk kontrol dari  orangtua, karena penggunaan tekonologi, seperti HP tidak mungkin bisa di larang.

Selain itu, orangtua juga harus mengetahui teman-teman sepergaulan anak-anaknya. Berbeda dengan orang dewasa, pengaruh teman-teman sebaya bagi anak-anak remaja sangat kuat, ketika ada permasalahan, mereka cenderung lebih mendengarkan apa kata teman-teman sebayanya. Orangtua Seharusnya bisa mendengarkan dan mengikuti jalan anak-anaknya, bukan menghukum atau memarahi mereka ketika salah. Kehangatan dalam keluarga harus tetap dijaga agar anak merasa betah tinggal di rumah.

HP Bikin Anti Sosial
Sebagaimana sifat teknologi itu sendiri, perkembangan dan kemajuan teknologi memang tidak bisa dibendung. Tetapi, jika tidak ada filter yang dapat membatasi atau mengontrol teknologi tersebut, pada akhirnya manusia yang menjadi budak teknologi. Kalau dulu sewaktu HP belum sepopuler sekarang, waktu mencari alamat rumah kita bertanya ke orang-orang yang ada di jalan maupun di sekitar alamat yang kita cari. Tetapi, sekarang tinggal telpon atau sms saja semua sudah beres.

HP memang bisa membuat penggunanya terasing. Gejala seperti itu, menurut Suprapto, SU., dosen Sosiologi UGM, dinamakan alienasi sosial atau keterasingan sosial dimana seorang pengguna bisa menjadi tidak peduli lingkungan sekitar. Ketika mengantri atau menunggu bis, kebanyakan orang sibuk dengan HP-nya daripada berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.  Bahkan sekarang sudah banyak HP yang dilengkapi dengan fitur obrolan jarak jauh atau chating, seperti facebook, yahoo mesenger, skype, dan sebagainya, yang memudahkan seseorang di suatu tempat dapat berbicara atau ngobrol dengan orang yang berada jauh dari kediamannya.

Ketergantungan dengan alat teknologi seperti HP juga bisa lihat dalam berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika berkendara atau berjalan kaki, banyak orang yang menyempatkan diri mengecek hp, membaca dan mengirim sms, menerima telepon, dan sebagainya. Pada umumnya tidak ada yang penting dari sms maupun telpon tersebut dan itu semua bisa dilakukan tidak pada saat itu juga. Di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar lainnya, jika seorang pengendara dipergoki menggunakan HP saat berkendara akan ditilang dan dikenai sanksi tegas. Sesuai UU No. 22 tahun 2009 pasal 283, setiap pengendara yang melakukan aktivitas lain yang dapat mengganggu konsentrasi saat berkendara akan dikenai hukuman penajara maksmimal tiga bulan atau denda maksimal Rp. 750.000.000 (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Jika tidak ada sanksi tegas, menggunakan HP saat berkendara juga sangat membahayakan diri sendiri dan orang banyak. Kecelakaan yang diakibatkan keteledoran pengendara yang menggunakan alat teknologi, seperti HP, sudah banyak terjadi di berbagai daerah.

Perkembangan teknologi memang tidak bisa dibendung, tetapi penggunaan tekonologi dapat dikontrol. Perlu adanya kerjasama dari semua pihak agar penggunaan teknologi dapat tepat sasaran.

Ardianto 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman