Entah darimana datangnya
catatan ini ada di salah satu folder dataku. Sebuah artikel yang bercerita
tentang rahasia seorang Ayah yang jarang sekali kita ketahui. Silakan dibaca,
dipahami, dan semoga dapat menjadi sebuah renungan bagi kita bersama.
Satu Sisi yang Tersembunyi dari Ayah
http://www.inspirasidaily.com |
Suatu ketika, ada seorang
anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat
ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang
terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya. Anak perempuan itu bertanya
pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah
yang kian hari kian membongkok ?”
Demikian pertanyaannya,
ketika ayahnya sedang berehat di beranda. Si ayah menjawab : “Sebab aku
lelaki.” Anak perempuan itu berkata sendirian : “Aku tidak mengerti”. Dengan
kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung rasa kebingungan.
Ayah hanya tersenyum,
lalu dibelainya rambut anaknya itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si
ayah mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang lelaki.” Demikian
bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah kebingungan. Kerana perasaan
ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya
: “Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian
membongkok? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa
sakit ?”
Hingga pada suatu malam,
dia bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat
lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu
ternyata suatu rangkaian kalimah sebagai jawapan rasa kebingungannya selama
ini.
“Saat Ku-ciptakan lelaki,
aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari
bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap hujungnya,
agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindung.”
“Ku ciptakan bahunya yang
kuat dan berotot untuk membanting- tulang menghidupi seluruh keluarganya dan
kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.”
“Ku berikan kemahuan
padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari titisan
keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar,
walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya”.
“Ku berikan keperkasaan
dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya
dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia
merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan dan kesejukan kerana tersiram
hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi
keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti
kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya.”
“Ku berikan kesabaran,
ketekunan serta kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat
dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap
perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya”.
“Ku berikan perasaan
cekal dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi
keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang
anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula
yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya
tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan
bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling
menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.”
“Ku berikan kebijaksanaan
dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesedaran terhadap
anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali
ditentang bahkan dikotak-katikkan oleh anak-anaknya.”
“Ku berikan kebijaksanaan
dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa
isteri yang baik adalah isteri yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik
adalah isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan
hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan
menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri,
bertahan, sepadan dan saling melengkapi serta saling menyayangi.”
“Ku berikan kerutan
diwajahnya agar menjadi bukti, bahawa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat
daya fikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup
didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbongkok agar dapat membuktikan,
bahawa sebagai lelaki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,
senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya,
kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya.”
“Ku berikan kepada lelaki
tanggungjawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga ( seri/
penyokong ), agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah
kelebihan yang dimiliki oleh lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini
adalah amanah di dunia dan akhirat.”
Terkejut si anak dari
tidurnya dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh.
Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya
berdiri si anak itu menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
“Aku mendengar dan
merasakan bebanmu, ayah.”
Nota : Bila ayah anda
masih hidup jangan sia-siakan kesempatan untuk membuat hatinya gembira. Bila
ayah anda telah tiada, jangan putuskan tali silaturahmi yang telah dirintisnya
dan doakanlah agar Allah selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya.
Amin.
Salam persaudaraan..
Salam persaudaraan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar