http://4.bp.blogspot.com |
Animisme
berasal dari kata anima yang berarti hewan, dalam hal ini berarti makhluk
hidup. Animisme merupakan kepercayaan bahwa objek, dan gagasan termasuk hewan,
perkakas dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup (http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/10/pengertian-animisme.html).
Dalam buku Sejarah Teori Antropologi I tulisan Koentjaraningrat mengatakan
bahwa asala mula religi menurut Tylor adalah kesadaran manusia akan adanya
jiwa.
Gejala
lainnya yaitu mengenai peristiwa mimpi. Misalnya pada mimpinya manusia berada
di tempat lain yang bukan di tempat ia sedang tidur atau bahkan bertemu dengan
orang yang telah meninggal. Dari sini manusia mulai membedakan antara tubuh
jasmani yang berada di tempat tidur dan sesuatu yang lain yang pergi ke tempat
lain. Sama halnya dengan di dalam mimpi memungkinkan kita bertemu dengan orang
yang telah meninggal, faktanya orang yang meninggal tersebut tidak dapat
ditemui di dunia nyata. Dari kedua contoh tersebut dapat dikatakan bahwa
sesuatu yang lain yang pergi saat manusia tertidur, atau sesuatu yang kita
jumpai dalam mimpi yang menyerupai orang yang telah meninggal adalah jiwa.
Selanjutnya
mengenai jiwa yang terlepas atau sudah putus hubungan dengan suatu organisma,
maka jiwa tersebut oleh Tylor disebut sebagai spirit (makhluk halus). Kepercayaan terhadap makhluk halus ini
melahirkan kepercayaan terhadap Dewa, kehidupan setelah mati, pemujaan, dan
pengorbanan. Dimulai dari mimpi atau hayalan tadi, ditambah dengan kepercayaan
bahwa segala sesuatu memiliki jiwa, kemudian karena anggapan mengenai sesuatu
yang memiliki tingkatan lebih tinggi dari pada yang lainnya, maka ada yang
disembah. Dalam hal ini yang disembah tersebut masih tergolong roh/makhluk
halus yang dipercayai menguasai berbagai macam aspek dalam kehidupan.
Dari uraian
saya diatas berdasarkan beberapa referensi mengenai animisme ini, timbul
pertanyaan mengenai pengaruh animisme sebagai tingkatan tertua dalam evolusi
religi milik E.B. Tylor. Apakah agama yang ada saat ini mendapat pengaruh
banyak dari faham animisme terdahulu? Jika tidak, bagaimana menjelaskan bahwa
agama yang berkembang saat ini merupakan hal logis yang bukan berdasarkan cara
primitif yang menyembah roh?
Tylor, E.B. 1979. “Animism” dalam
Lessa, A. William dan Evon Z. Vogt (ed.) Reader
in Comparative Religion. New York : Harper and Row.
Bhakti LA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar