“Mahardi?
Hmm… ” ia berpikir. Matanya menerawang ke langit-langit, menyalin jejak-jejak
yang mungkin masih tertinggal di sana. Perempuan di sebelahku mengeluakan
selembar kertas kosong. Kemudian menuliskan beberapa kata. Nama sebuah tempat.
Sebuah daerah. Suatu waktu. Beberapa nama. Kali ini aku yang mengernyitkan
kening. Ia sengaja membuatku merangkai sendiri kenangan tentangnya. Nama itu….
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar