Ia membisik kata-kata rindu yang
tak lagi mampu menerbangkanku
Entah karena apa, entah tentang
apa
Atau mungkin ia akibat dari apa
yang telah lelah untuk dipegang
Untuk digenggam bersama
Angin menyapaku, menanyakan
tentang hati yang rindu
Kubilang, hatiku tak merindu lagi
Ia menyangkal, hatimu tetap
merindu katanya
Setiap hati merindu, entah apa
yang dirindu kadang kau tak mau tau
Atau kau tau dan membiarkan hati
tetap merindu
Angin memaksaku kali ini
Siapa yang hatimu rindui, tanya
angin
Aku tak tahu, karena ia telah
berjalan sendiri
Kau bohong, hatimu ada bersamamu,
kau yang meninggalkan hatimu
Katakanlah siapa yang ia rindui?
Angin memaksa
Setelah itu kuceritakan semua
yang ia minta
Hai angin, kau akan tau tentang
hatiku
Ia merindumu. Kau lah yang
dirinduinya
Dulu, setiap kau datang selalu
membawa kerinduan
Entah dari sapa, hatiku tak
pernah bercerita
Ia sering mengajakku ke tempat
terbuka, taman, padang rumput,
Di depan jendela juga ia kadang
memaksaku
Menunggu angin, katanya
Hai angin, kau mengetahui apa
yang dirindui hatiku
Kadang setiap malam ia juga
merinduimu
Tak peduli hujan, tak peduli
dingin, ia akan memaksaku untuk pergi ke tempat kau biasa hadir
Aku akan selalu menurutinya
Mengantarkannya untuk bertemu
denganmu
Hai angin, kau tau kenapa ia tak
lagi merindu
Suatu hari, aku lupa apakah
pagi,siang atau malam
Ia murung di sudut sana
Kuajak ia keluar, tetapi enggan,
ia menolak
Kuajak ia ke taman, padang
rumput, di jendela
Ia lebih memilih di pojok kamar
gelap
Berhari-hari ia begitu
Hai, angin Aku merindu hatiku
yang merindu padamu
Kenapa ia tak lagi merindu
Ceritakanlah padaku tentang itu
Karena kau merindunya
Merindu hatiku yang merindu
Hai, kamu pemilik hati yang
merindu, kata angin
Aku tidak tahu mengapa ia murung
Yang kutahu, aku tak lagi
membawakan rindu untuk hatimu
Di
sela sepoi angin, 04 November 2012
ardianjusto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar