Senin, 05 November 2012

Angin dan Hati yang Merindu

Di sini angin membelaiku
Ia membisik kata-kata rindu yang tak lagi mampu menerbangkanku
Entah karena apa, entah tentang apa
Atau mungkin ia akibat dari apa yang telah lelah untuk dipegang
Untuk digenggam bersama

Angin menyapaku, menanyakan tentang hati yang rindu
Kubilang, hatiku tak merindu lagi
Ia menyangkal, hatimu tetap merindu katanya
Setiap hati merindu, entah apa yang dirindu kadang kau tak mau tau
Atau kau tau dan membiarkan hati tetap merindu

Angin memaksaku kali ini
Siapa yang hatimu rindui, tanya angin
Aku tak tahu, karena ia telah berjalan sendiri
Kau bohong, hatimu ada bersamamu, kau yang meninggalkan hatimu
Katakanlah siapa yang ia rindui? Angin memaksa

Setelah itu kuceritakan semua yang ia minta
Hai angin, kau akan tau tentang hatiku
Ia merindumu. Kau lah yang dirinduinya
Dulu, setiap kau datang selalu membawa kerinduan
Entah dari sapa, hatiku tak pernah bercerita
Ia sering mengajakku ke tempat terbuka, taman, padang rumput,
Di depan jendela juga ia kadang memaksaku
Menunggu angin, katanya

Hai angin, kau mengetahui apa yang dirindui hatiku
Kadang setiap malam ia juga merinduimu
Tak peduli hujan, tak peduli dingin, ia akan memaksaku untuk pergi ke tempat kau biasa hadir
Aku akan selalu menurutinya
Mengantarkannya untuk bertemu denganmu

Hai angin, kau tau kenapa ia tak lagi merindu
Suatu hari, aku lupa apakah pagi,siang atau malam
Ia murung di sudut sana
Kuajak ia keluar, tetapi enggan, ia menolak
Kuajak ia ke taman, padang rumput, di jendela
Ia lebih memilih di pojok kamar gelap
Berhari-hari ia begitu

Hai, angin Aku merindu hatiku yang merindu padamu
Kenapa ia tak lagi merindu
Ceritakanlah padaku tentang itu
Karena kau merindunya
Merindu hatiku yang merindu

Hai, kamu pemilik hati yang merindu, kata angin
Aku tidak tahu mengapa ia murung
Yang kutahu, aku tak lagi membawakan rindu untuk hatimu

Di sela sepoi angin, 04 November 2012
ardianjusto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Blognya ini ....

Tayangan

Cari Blog Ini

Teman-teman